PADANG(SUMBAR),TN - Pengurus DPD Bundo Kanduang Kota Padang periode 2017 - 2022 dalam musda ke VIII berhasil memilih ketua dan kepengurusan DPD Kota padang pada Musyawarah Daerah yang dilaksanakan di Palanta kediaman walikota Padang Rabu (24/5)
Sosok dari Fauziah Zainin lolos dalam seleksi Bursa balon dari kecamatan Padang Barat, dan mendapat suara terbanyak dalam Musda ke VII kali ini.
Kata isteri walikota Padang, Hj. Harneli bahar mengucapkan terimakasih dan selamat atas terpilihnya kepengurusan yang baru DPD Bundo kanduang peride yang baru.
Diharapkan,’ pengurus baru dapat melaksanakan tugas organisasi dan melanjutkan program DPD Bundo Kanduang lima tahun kedepan.
“Pengurus yang terpilih harus dapat menjalankan tugas dan fungsi dari program yang dilaksanakan oleh pengurus lama, ditambah dengan program barunya, sehingga program pembangunan dapat berjalan secara berkelanjutan,” harapnya
Fatimah mantan ketua DPD Bundo Kanduang kota padang menyebutkan bahwa mengurus permasalahan organisasi, keberadaan Bundo Kanduang semestinya juga mampu memperkuat fungsi dan keberadaan ninik mamak di dalam kaumnya atau nagari.
“Banyaknya anggapan ninik mamak tidak berfungsi pada saat sekarang ini, semestinya menjadi tantangan bagi pemangku seperti LKAAM dan Bundo Kanduang, untuk berperan didalamnya”
Bundo Kanduang sebutnya, adalah sebuah organisasi yang terdiri dari kaum ibu yang diakui keberadaan dan peranannya di daerah Minangkabau. Untuk itu organisasi yang berdampingan dengan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) ini harus mampu melestarikan dan mewarisi nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau khususnya di daerahnya masing masing termasuk Bundo Kanduang di Sawahlunto ini.
Jadi lanjutnya, Bundo Kanduang saat ini bukan saja hanya terdaftar sebagai pengurus, tetapi juga harus mengetahui fungsi dan posisinya di tengah masyarakat.
“Untuk itu para Bundo Kanduang bisa selalu tampil dan mengawal setiap yang berkenan dengan masalah adat dan budaya, kemudian ia juga mampu mengembalikan pola kehidupan masyarakat yang sesuai dengan tatanan adat dan budaya Minangkabau,” terangnya.
“Kita selaku ninik mamak juga harus bisa menyesuaikan dengan keadaan zaman sekarang ini, ninik mamak harus bisa menguasai teknologi informasi (IT), agar tahu apa yang berkembang dan yang tengah dilakukan oleh anak kemenakan kita,” ungkapnya.
Sosok dari Fauziah Zainin lolos dalam seleksi Bursa balon dari kecamatan Padang Barat, dan mendapat suara terbanyak dalam Musda ke VII kali ini.
Kata isteri walikota Padang, Hj. Harneli bahar mengucapkan terimakasih dan selamat atas terpilihnya kepengurusan yang baru DPD Bundo kanduang peride yang baru.
Diharapkan,’ pengurus baru dapat melaksanakan tugas organisasi dan melanjutkan program DPD Bundo Kanduang lima tahun kedepan.
“Pengurus yang terpilih harus dapat menjalankan tugas dan fungsi dari program yang dilaksanakan oleh pengurus lama, ditambah dengan program barunya, sehingga program pembangunan dapat berjalan secara berkelanjutan,” harapnya
Fatimah mantan ketua DPD Bundo Kanduang kota padang menyebutkan bahwa mengurus permasalahan organisasi, keberadaan Bundo Kanduang semestinya juga mampu memperkuat fungsi dan keberadaan ninik mamak di dalam kaumnya atau nagari.
“Banyaknya anggapan ninik mamak tidak berfungsi pada saat sekarang ini, semestinya menjadi tantangan bagi pemangku seperti LKAAM dan Bundo Kanduang, untuk berperan didalamnya”
Bundo Kanduang sebutnya, adalah sebuah organisasi yang terdiri dari kaum ibu yang diakui keberadaan dan peranannya di daerah Minangkabau. Untuk itu organisasi yang berdampingan dengan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) ini harus mampu melestarikan dan mewarisi nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau khususnya di daerahnya masing masing termasuk Bundo Kanduang di Sawahlunto ini.
Jadi lanjutnya, Bundo Kanduang saat ini bukan saja hanya terdaftar sebagai pengurus, tetapi juga harus mengetahui fungsi dan posisinya di tengah masyarakat.
“Untuk itu para Bundo Kanduang bisa selalu tampil dan mengawal setiap yang berkenan dengan masalah adat dan budaya, kemudian ia juga mampu mengembalikan pola kehidupan masyarakat yang sesuai dengan tatanan adat dan budaya Minangkabau,” terangnya.
“Kita selaku ninik mamak juga harus bisa menyesuaikan dengan keadaan zaman sekarang ini, ninik mamak harus bisa menguasai teknologi informasi (IT), agar tahu apa yang berkembang dan yang tengah dilakukan oleh anak kemenakan kita,” ungkapnya.
“Adat basandi sarak dan sarak basandi kitabullah, yang telah menjadi filosofi hidup masyarakat Minangkabau seakan hanya tinggal filosofi dan pelafalannya saja, banyak di antara generasi muda kita yang saat ini terasa begitu jauh dengan norma yang berlaku bahkan terbilang kebalikan dari yang seharusnya berlaku,” ucapnya.
#IA-001/Jurnalis Sumbar
0 Komentar