Padang - Masyarakat Sumbar begitu reaktif terhadap pandemi Covid-19. Dampaknya, setiap ada pasien yang mengeluhkan sakit seperti indikasi corona, mereka langsung memeriksakan diri ke rumah sakit (RS). Pihak RS pun begitu cepat merujuk ke pasien tersebut ke RS rujukan.
Tanamonews | Sayangnya RS rujukan untuk corona hanya dua di Sumbar. Yakni RSUP M Djamil Padang dan RS Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi. Sementara pasien rujukan dari berbagai kabupaten/kota.
Atas kondisi seperti itu, Direktur RSUP M Djamil Padang Dovy Djanas mendorong RS satelit dan RS sekitar M. Djamil dan RS AM difungsikan untuk menerima pasien rujukan corona. Pasalnya, ruang isolasi di RSUP M Djamil dan RSAM sudah penuh.
“RSAM sudah aktif, sekarang ada 4 orang pasien. RSUD Pariaman sudah aktif merawat 1 pasien,” ujar Dovy, Sabtu (21/3).
Adapun RS satelit dan di sekitar rujukan di Sumbar adalah RS Unand, RSUD Rasyidin, RS Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tentara dr. Reksodiwiryo Padang. Sayannya RS tersebut belum dilengkapi dengan ruang isolasi dan memiliki alat pelindung diri (APD).
Untuk di RSUP M Djamil, kata Dovy, stok masker dan APD sangat menipis.
Dalam menangani pasien covid-19, RS harus dilengkapi juga dengan thermal scan. RSUP M Djamil sangat memerlukan alat itu minimal 10 unit. “Kami pesan, tapi masih lama datangnya. Belum pasti kapan mau datangnya,” imbuhnya.
Kadis Kesehatan Kota Padang Feri Mulyani mengungkapkan, kondisi saat ini hampir semua rumah sakit di Padang mengeluh tidak adanya APD. Sementara RS rujukan satu-satunya di Padang adalah RSUP M Djamil dan ruang isolasinya penuh.
“Ke mana pasien yang suspect Covid-19 harus dirawat? Dalam 2 hari ini terjadi tolak-tolakan pasien (karena tak ada ruang isolasi dan APD) hingga akhirnya pasien tetap dirawat di M Djamil, setelah melalui jalur yg panjang. (1n*)
0 Komentar