PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Sumatera Barat


Tanamonews.com | Pada September 2019, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Sumatera Barat yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,307. Angka ini naik sebesar 0,001 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar 0,306. Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2018 (0,305), tercatat penurunan yang sama, sebesar 0,001 poin.

Gini Ratio di daerah perkotaan pada Sepetember 2019 tercatat sebesar 0,319, naik sebesar 0,005 poin dibandingkan Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar 0,314. Dibandingkan dengan Gini Ratio setahunsebelumnya, tercatat kenaikan sebesar (0,011 poin) yaitu pada posisi
0,308 pada September 2018.

Sementara itu, Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2019 tercatat sebesar 0,265, atau turun sebesar 0,002 poin dibanding angka Maret 2019, dan turun sebesar 0,003 poin terhadap Gini Ratio September 2018 yang tercatat sebesar 0,262.

Pada September 2019, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 21,69 persen. Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.

Dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 20,25 persen, sedangkan perdesaaan mencatat angka yang lebih tinggi, yaitu sebesar 24,10 persen. Artinya, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan di Sumatera Barat termasuk dalam
kategori ketimpangan rendah.

1. Perkembangan Gini Ratio Tahun 2010, September 2019

Salah satu metode untuk mengukur pemerataan pendapatan adalah Gini Ratio. Gini Ratio
menunjukkan ketimpangan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Nilai Gini Ratio berkisar antara 0 dan 1. Semakin tinggi/mendekati angka satu, menunjukkan tingkat ketimpangan yang semakin tinggi. Data pada tahun 2010 tercatat sebesar 0,325 dan angka ini berfluktuasi terus hingga September 2019 yang menunjuk pada angka 0,307. Pada September 2019 Gini Ratio naik 0,001 poin dibandingkan Maret 2019 yang menunjuk pada angka 0,306. 

Berdasarkan daerah tempat tinggal, Gini Ratio di daerah perkotaan selalu lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan. Hal ini menunjukkan tingkat ketimpangan di area pekotaan selalu di atas area perdesaan. Pada September 2019 Gini Ratio perkotaan adalah 0,319 naik 0,005 poin dibandingkan periode Maret 2019 (0,314) dan naik 0,011 poin dibandingkan periode setahun sebelumnya (0,308).

Pada wilayah perdesaan nilai Gini Ratio September 2019 menunjukkan angka 0,265 turun
0,002 poin dibanding Maret 2019 (0,267). Akan tetapi terjadi kenaikan sebesar 0,003 poin, dari Maret 2018 yang tercatat sebesar 0,262.

2. Perkembangan Distribusi Pengeluaran September 2018 - September 2019

Disamping Gini Ratio, ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase
pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia. Berdasarkan ukuran ini tingkat ketimpangan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah angkanya dibawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12-17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada diatas 17 persen.

Pada September 2019, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah
sebesar 21,69 persen yang berarti ada pada kategori ketimpangan rendah. Persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah pada bulan September 2019 ini turun dibandingkan dengan kondisi Maret 2019 yang sebesar 21,79 persen. Berdasarkan daerah tempat tinggal, persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan pada September 2019 adalah sebesar 20,25 persen yang berarti ada pada kategori ketimpangan rendah.  Angka ini tercatat lebih tinggi dibanding kondisi Maret 2019 yang sebesar 21,02 persen dan kondisi September 2018 yang sebesar 21,01 persen.

Sementara di daerah perdesaan, persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen
terbawah pada September 2019 adalah sebesar 24,10 persen yang berarti ada pada kategori ketimpangan rendah. Angka ini lebih tinggi dibanding kondisi Maret 2019 (24,01 persen) dan lebih rendah dibandingkan September 2018 (24,20 persen).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketimpangan

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat ketimpangan pengeluaran selama periode Maret 2019-September 2019, diantaranya adalah:

1. Berdasarkan data Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS), di Sumatera Barat tercatat bahwa rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk naik sebesar 5,42 persen. Persentase kenaikan terbesar berada di kelompok 20 persen teratas (sebesar 6,17 persen). Sedangkan di kelompok 40 persen menengah tercatat kenaikan sebesar 5,04 persen, dan kenaikan juga tercatat terjadi di kelompok 40 persen terbawah (sebesar 4,92 persen). Hal ini sedikit-banyak menjelaskan fenomena kenaikan angka Gini Ratio di Sumatera Barat sebesar 0,001 poin.

2. Di daerah perkotaan, kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan mengalami
pertumbuhan positif, artinya rata-rata pengeluaran penduduk di daerah perkotaan terjadi
kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita per bulannya dari periode Maret 2019 ke September 2019. Secara berturut-turut, penduduk kelompok 40 persen Terbawah mengalami kenaikan sebesar 2,05 persen, kelompok 40 persen Menengah mengalami kanaikan sebesar 5,96 persen, dan 20 persen Teratas juga tercatat terjadi kenaikan sebesar 5,44 persen.

3. Di perdesaan, terjadi pola yang sama. Kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan seluruh kelompok penduduk mengalami pertumbuhan positif. Kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan penduduk perdesaan di Sumatera Barat adalah sebesar 5,54 persen untuk periode Maret 2018 - September 2019. Penduduk kelompok 40 persen Terbawah mengalami kenaikan sebesar 5,79 persen. Sementara kelompok 40 persen Menengah naik sebesar 5,45 persen, dan 20 persen Teratas naik sebesar 5,52 persen. (In).

Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza