PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Besarnya Pontensi Energi Terbarukan di Sumbar, Masyarakat Harus Welcome dengan Inverstor

Padang - Jumlah penduduk yang terus bertambah mendorong meningkatnya permintaan terhadap energi, terutama untuk keperluan transportasi dan listrik. 


Tanamonews | Sementara produksi energi fosil (tidak terbarukan) terus mengalami penurunan memaksa pemerintah harus mengimpor minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Guna mengantisipasi semakin terbatasnya cadangan energi fosil nasional serta meningkatnya kebutuhan energi masyarakat pemerintah menggalakkan penggunaan EBT. 

Antara lain penggunaan pembangkit tenaga energi panas bumi, tenaga surya, bioenergi, tenaga air dan tenaga angin. 

Tidak hanya itu, pemerintah juga melakukan kebijakan penggunaan biofuel (B-20), yakni pencampuran bahan bakar  mesin diesel dengan minyak sawit untuk mengurangi penggunaan energi fosil.

"Sumbar yang dikelilingi Bukit Barisan punya potensi yang melimpah, namun belum tergarap maksimal karena sinergi antara masyarakat dan investor belum terbentuk”, agar masyarakat Sumbar, untuk tidak menghambat investasi di daerah dengan menolak kedatangan investor. 

Karena Investor datang membawa banyak keuntungan dan kemajuan bagi daerah tersebut sehingga akan berdampak positif, karena itu perlu didukung.

Legislator asal Sumatera Barat Hj. Emma Yohanna, Anggota DPD RI. Dalam materi Seminar Nasional Kelistrikan yang berlangsung di Hotel Basko Padang, beberapa waktu yang lalu dengan tema “Pengembangan energi baru terbarukan berbasis partisipasi masyarakat di Indonesia”.

Pengembangan potensi energi terbarukan, seperti panas bumi, di Sumatera Barat membutuhkan sinergi antara masyarakat sekitar dan investor yang ingin menanamkan modal di bidang itu karena Provinsi Sumbar memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar

Penolakan masyarakat terhadap eksplorasi geothermal salah satunya di Kabupaten Solok beberapa waktu lalu, seharusnya tidak perlu terjadi jika investor mau melibatkan masyarakat karena di sana ada pula hak ulayat. 

Menurutnya kurangnya sinergi itu sebagian menjadi penolakan dari masyarakat hingga potensi energi geothermal atau panas bumi yang bermega-mega watt terancam sia-sia, sebutnya.

"Kuncinya itu investor harus memperhatikan keberadaan masyarakat setempat, meskipun telah mengantongi izin dari pusat. Artinya, mengucapkan salam dulu sebelum masuk," kata dia.

"Masyarakat harus paham juga bahwa investor datang untuk memajukan daerah. Ada kepentingan yang lebih luas lagi yaitu kepentingan negara Indonesia. 

Dengan demikian, masyarakat juga dituntut bisa menerima kedatangan investor demi kemajuan daerah," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas ESDM Sumbar, mengakui bahwa potensi energi baru dan terbarukan Sumbar sangat melimpah. Ia mencatat energi panas bumi yang ada di Sumbar mencapai 100 mega watt lebih.

"Energi ini tersebar di sepanjang Bukit Barisan dari Solok Selatan, Kabupaten Solok, Agam, Pasaman Barat dan lainnya, kita sudah mendeteksinya. 

Harus diakui bahwa saat ini belum maksimal kita garap. Untuk memaksimalkannya kita membutuhkan peran serta investor dan kita sedang berusaha sekuat tenaga untuk mendatangkan investor," katanya.

" Masyarakat seharusnya paham bahwa kedatangan investor untuk membangun daerah. Akan banyak kemajuan positif dari kedatangan investor. 

Mereka tentu tidak akan merusak, kalau merusak sudah dipastikan dihukum. Itu yang harus dipahami masyarakat," katanya. (1n*humas-sumbar)

Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza