PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Atap Bagonjong, Simbol Kemuliaan Museum Istana Basa Pagaruyung

TANAMONEWS.COM, TANAHDATAR - Museum Istano Basa Pagaruyung atau yang biasa dikenal dengan nama Istano Pagaruyung, merupakan sebuah istana yang berada di jalan Sutan Alam Bagargasyah, Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Istana ini Terletak di Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas, berjarak 106 km dari Ibukota Provinsi Sumatera Barat, dan 5 km dari Kota Batusangkar.

Museum Istana Basa Pgaruyung juga biasa dikenal dengan salah satu contoh dari Rumah Gadang  dan disebut juga rumah adat bagonjong. Disebut Rumah adat Bagonjong  karena bentuk atapnya yang bergonjong runcing menjulang. Gonjong Rumah Gadang memiliki  kerangka yang   menyerupai tanduk kerbau.

Bentuk gonjong Rumah Gadang berhubungan dengan sejarah mengenai kemenangan masyarakat Minangkabau dalam adu kerbau dengan raja dari Jawa pada zaman itu.Untuk memperingati  kemenangan tersebut, masyarakat Minangkabau mendirikan rumah dengan gonjong di bagian atap rumahnya yang menyerupai tanduk kerbau.

Atap bergonjong merupakan simbol yang menggambarkan identitas masyarakat Minang. Misalnya  dengan melihat bentuk atap bagonjong  tersebut, orang akan mengetahhui  bahwa pemilik rumah merupakan orang Minang atau memiliki darah  keturunan Minangkabau. Atap bergonjong juga digunakan untuk menunjukkan status sosial. 

Kerangka atap yang menyerupai tanduk tersebut merupakan gambaran kerbau yang menjadi binatang yang dihormati oleh masyarakat minang pada saat itu. Ada juga yang menyebutkan bahwa bentuk tanduk kerbau ini disebabkan oleh peristiwa adu kerbau oleh utusan dari kerajaan Majapahit dan kerbau dari kerajaan Minang. 

Dalam peristiwa tersebut, utusan dari Majapahit membawa kerbau besar sedangkan kerbau dari Minang hanya menggunakan anak kerbau yang sengaja tak diberi makan agar kelaparan.

Bentuk atap bergonjong menyerupai  susunan sirih. Gonjong merupakan bagian yang menjulang dan dihiasi motif pada puncaknya. motif ini memiliki makna hirarki dalam kekuasaan pengambilan keputusan. Bentuk lengkung yang dominan memiliki arti baha  segala sesuatu tidak disampaikan secara langsung, 

namun secara taktis. Motif  perahu merupakan wujud kenangan masyarakat Minangkabau terhadap leluhur yang berlayar ke daerah ini.

Pada atap bagonjong terdapat juga bentuk topi Iskandar Zulkarnain yang melambangkan kekuasaan. 

Peninggalan tertua dari bangunan dengan atap bergonjong adalah Balairung Sari yang berada di Kabupaten Tanah Datar dan masih satu daerah dengan museum istana basa pagaruyung. Bangunan tersebut dibangun sekitar lima abad silam. Ketika  Islam masuk  pada akhir abad ke-17 terdapat sedikit perubahan ornamen pada puncak atap yang berubah menjadi bulan sabit dan bintang.

Bangunan arsitektur rumah bagonjong dibangun menurut syarat-syarat estetika, makna dan fungsi yang sesuaidengan kodrat atau yang mengandung nilai-nilai kesatuan , keselarasan, dan keseimbangan dalam keutuhannya yang padu. Seiring perkembangan zaman, atap gonjong pada bangunan rumah bagonjong banyak diadopsi oleh bangunan bangunan modren.

Pada umumnya semakin banyak jumlah gonjong pada suatu rumah gadang, maka semakin diagungkannya rumah gadang tersebut. Seperti museum istana basa pagaruyung yang memiliki 11 gonjong jauh lebih di hormati dan diagungkan keberadaannya dibandingkan dengan rumah gadang yang menjadi rumah tinggal warga biasa yang hanya memiliki 4 gonjong. Dapat dikatakan bahwa jumlah gonjong atap juga menunjukkan derajat dari sang pemiliknya.(Nasriadi)

Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza