TANAMONEWS.COM, TANAHDATAR - Istano Basa Pagaruyung adalah objek wisata terkenal yang berada di Kabupaten Tanah Datar. Di Istano Basa Pagaruyung tedapati dari 3 lantai, 72 tonggak serta 11 gonjong. Jika Diperhatikan dari segi arsitekturnya bangunan Istano Basa Pagaruyung mempunyai ciri tersendiri dibandingkan dengan bangunan Rumah Gadang yang terdapat di Minangkabau.
Keunikann yang dimiliki bangunan istana basa pagaruyung memiliki makna tersirat. Istano Basa Pagaruyung dilengkapi dengan bangunan penunjang seperti surau, Tabuah Larangan, Rangkiang Patah Sambilan, Tanjuang Mamutuih dan Pincuran Tujuah. Istano Basa Pagaruyuang yang sebenarnya berlokasi 2 km dari Replika Istana yang sekarang.
Istano Basa Pagaruyung yang dibangun ulang setelah kebakaran pada tahun 2007, replika bangunan istana basa pagaruyung sama persis bentuk bangunannya dengan Istano Basa Pagaruyung sebelum terbakar, yang membedakan hanya posisi bangunan yang terletak dibelakang lebih kurang 40 meter. Begitupun fasilitas dan interior lainnya yang dibuat seperti bangunan yang lama.
Salah satu keunikanyang terdapat di istana basa pagaruyung adalah dinding istana yang terdapat banyak ukiran. Disetiap sisi bangunan istana basa pagaruyung memiliki motif atau ukiran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Dinding depan istana basa pagaruyung meliputi bagian depan dan samping bangunan yang berbentuk ukiran kayu. Dinding Kayu melambangkan fungsi Adat dan Agama yang merupakan pedoman, standar dan filter bagi masyarakat untuk berprilaku sekaligus sarana bermasyarakat dalam lingkungan.
Ukiran melambangkan kebudayaan hasil dari pemikiran dan peradaban yang digunakan sebagai media untuk tampil menarik perhatian orang dekat dan jauh agar datang berkunjung. Dinding depan Istano basa pagaruyung dipenuhi dengan berbagai ukiran.
Dinding belakang museum istana basa pagaruyung terbuat dari bambu, bambu tersebut terdiri dari dua lapis yaitu dinding tadia dan dinding sasak. Kedua dinding tersebut adalah pelindung bagi orang yang menempatii rumah dan isinya.
Yang pertama adalah Dinding Tadia. Dinding tadia merupakan dinding bagin dalam yang dibuat dari bambu, dinding tersebut melambangkan figur seorang wanita sebagai seorang ibu, pendidik utama, suri tauladan, dan selanjutnya memotivasi anggota keluarga agar maju dan membuat perubahan demi masa depan keluarga.
Yang kedua Dinding Sasak. Diding Sasak menyimbolkan semua potensi dan fasilitas sebuah kaum. seperti yang di gambarkan oleh ukiran kayu yang memenuhi dinding depan istana basa pagaruyung.
Dinding Sasak juga menyimbolkan peran dan partisipasi semua pihak mulai dari usia paling kecil sampai usia tertua. termasuk penghulu beserta staf dari pihak ibu dalam berbagai peran. Secara keseluruhan dinding sasak di istana basa pagaruyung menggambarkan semua potensi yang berada di wilayah adat dan budaya Minangkabau. (Nasriadi)
0 Komentar