TANAMONEWS.COM, TANAHDATAR - Museum Istano Basa Pagaruyung atau yang biasa dikenal dengan nama Istano Pagaruyung, merupakan sebuah istana yang berada di jalan Sutan Alam Bagargasyah, Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Istana ini Terletak di Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas, berjarak 106 km dari Ibukota Provinsi Sumatera Barat, dan 5 km dari Kota Batusangkar.
Museum tersebut termasuk salah satu tempat wisata yang cukup banyak diminati untuk dikunjungi baik oleh wisatawan lokal maupun manca Negara. Tidak hanya karna terdapat benda benda peningalan bersejarah tetapi juga seringkali diadakan acara-acara adat setiap tahun nya. Contohnya seperti arakan jamba, pegelaran seni sepesifik tanah datar, pacu jawi dan lain sebagai nya.
Museum Istana Basa Pagaruyung memiliki berbagai keunikan, salah satunya terdapat pada tiang atau tonggak yang berada di seluruh bangunan museum istana basa pagaruyung. Tiang-tiang tersebut memiliki arti dan makna tersendiri.
Tiang yang berada di Bangunan Istano Basa Pagaruyung terdiri dari 72 buah tiang, 3 lantai dan 11 gonjong. Penggolongan tiang bangunan Istano Basa Pagaruyung dibagi menjadi 6 bagian, masing-masing bagian mewakili dan melambangkan fungsi yang berbeda berdasarkan letak dan fungsi masing-masing.
Macam-macam dari penggolongan tersebut yakni yang pertama Tiang Panagua Alek. Tiang ini merupakan Deretan yang pertama dari depan. Tiang ini mewakili dan melambangkan fungsi penghulu kaum sebagai penasehat di setiap pertemuan, kegiatan sosial dan hubungan ditengah-tengah masyarakat, deretan tiang panagua alek juga memiliki nama lain yakni tiang tapi
Selanjutnya ada Tiang Temban, yakni Deretan kedua dari depan yang mewakili dan menyimbolkan keramah-tamahan, senang menerima tamu dan gemar menolong tanpa membedakan agama, bangsa dan warna kulit, tetapi berdasarkan saling pengertian.
Selanjutnya terdapat Tiang Panjang, Deretan yang ketiga dari depan yang mewakili dan menyimbolkan kemampuan dalam memimpin, tokoh cerdik pandai Minangkabau dalam mengorganisir, memimpin, menciptakan, memberi, persatuan dan kesatuan kerajaan dalam segala aspek kehidupan, deretan Tiang Panjang juga dinamakan tiang Simajolelo.
Adapula Tiang Puti Bakuruang, tiang ini merupakan Deretan keempat dari depan. Mewakili batas antara ruangan yang satu dengan ruangan lain dan menyimbolkan batas-batas ruang gerak dan tanggung jawab para menantu dirumah istrinya, tiang puti bakuruang juga dinamakan tiang biliak.
Selain tiang-tiang yang sudah disebutkan diatas ada pula Tiang Suko Dilabo. Yakni tiang Deretan paling belakang yang menyimbolkan figur wanita sebagai ibu, pendamping suami, pelaksana adat dan kebudayaan, tiang tersebut menyimbolkan komitmen kaum wanita untuk memberikan yang terbaik yang bisa mereka lakukan untuk kelangsungan hidup, keutuhan keluarga, kaum, adat dan kebudayaan Minangkabau.
Yang terakhir adalah Tiang Salek dan tonggak tuo. Tiang salek adalah deretan tiang yang dipasang antara rasuak atas dan bawah. Sementara Tonggak Tuo Dalam adat Minangkabau adalah Tonggak yang paling tua ketika mendirikan Istano Basa Pagaruyung. Tata cara mendirikan Tonggak Tuo ditentukan pula menurut adat Minangkabau. (Nasriadi)
0 Komentar