Padang Pariaman, Tanamonews.com - Bkkbn Sumatera Barat kembali menggelar Sosialisasi dan KIE program bangga kencana bersama mitra kerja dari komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama. Kali ini kegiatan dipusatkan di aula kantor camat Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Jum'at 21 juli 2023.
Anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama memaparkan, Stunting adalah masalah gizi kronis yang kompleks. Dampak stunting pada anak pun tidak terbatas pada fisiknya yang menjadi jauh lebih pendek dari teman-teman seusia, namun juga masalah lainnya. Diantaranya, Perkembangan otak anak tidak maksimal sehingga kecerdasannya terganggu. Saat dewasa nanti, anak juga lebih rentan terserang penyakit degeneratif.
Pada kesempatan itu, Anggota komisi IX DPR RI, masih menerima laporan dari warga kalau di Kecamatan Patamuan masih terdapat rumah warga yang berlantaikan tanah dan tidak dilengkapi MCK, kondisi itu mengancam kesehatan penghuninya yang juga dapat menjadi penyebab terjadinya stunting.
Legislator RI menambahkan, Faktor penyebab stunting pada anak bisa bermacam-macam, mulai dari asupan nutrisi yang tidak terpenuhi pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), masalah sanitasi, hingga faktor genetik dari orang tua.
Untuk mencegah stunting terjadi perlu dilakukan pencegahan dari dini, mulai dari pemeriksaan kesehatan pasangan calon pengantin. Tugas Kepala Puskesmas ( kapus ) tidak hanya pelayanan kesehatan ketika orang sakit, namun juga memeriksa kesehatan awal calon pasutri.
Disaat K.U.A melakukan screening bidang keakhlakan dan mental, kapus melakukan pemeriksaan kesehatan catin. Ade Rezki Pratama berharap, upaya dan strategi yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat menekan angka stunting di Kabupaten Padang Pariaman, demi tercapainya Indonesia Emas 2045 mendatang.
Camat Patamuan, Wirman menjelaskan, bahwa Kecamatan Patamuan menjadi pilot project keluarga sehat dan tangguh bencana di Kabupaten Padang Pariaman, yang sudah mewakili Provinsi Sumbar dan dilombakan di tingkat nasional.
Untuk mendukung hal itu, banyak pihak yang terlibat, mulai dari pihak puskesmas, k.u.a, kb, tni polri, dan walinagari sehingga yang awalnya kasus stunting di kecamatan ini cukup tinggi menurun drastis menjadi 10 orang.
Harapan program ini akan kita lanjutkan, saat ini sisigap dan kampung kb sudah dibentuk , dan dalam waktu dekat desa tangguh akan dibentuk. Kecamatan juga menyiapkan sekolah sigap tanggap tangguh bencana, demi tercapainya kasus stunting menjadi 0%.
Untuk mencapai itu kita kerjasama dengan semua elemen masyarakat, harapan pilot project ini hasilnya signifikan dan nyata dalam menangani kasus stunting hingga tidak ada lagi kasus stunting.
Kepala dinas dalduk kb pp dan pa Kabupaten Padang Pariaman, Elfidelita menambahkan, dari Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 202, di Kabupaten Padang Pariaman terjadi penurunan angka stunting sebesar 3,3 % dibandingkan dengan 2021. “Angka stunting tahun 2022 turun dari 28,3 % [tahun 2021] menjadi 25 %. Jadi turun sebesar 3,3%.”
Untuk menekan angka stunting hingga menjadi 0%, pemerintah kabupaten Padang Pariaman menyiapkan strategi, salah satunya membagi wilayah dengan penanggung jawab opd, dimana setiap opd membawahi satu puskesmas yang setiap bulannya dilaporkan, ujar Elfidelita.
Peserta Sosialisasi dan KIE program bangga kencana yang hadir juga mendapatkan esukasi terkait program dan strategi pemerintah dalam menekan angka stunting dari Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera barat yang diwakili dr.Yessi kartalina selaku Ketua Tim Kesehatan Reproduksi, perwakilan BKKBN prov. Sumbar. (Dina)
0 Komentar