PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Stunting di Nagari Binjai Tinggi, Ade Rezki Pratama gandeng BKKBN turun kelapangan Edukasi Masyarakat

Pasaman, Tanamonews.com - Mengantisipasi stunting dapat dilakukan dengan menghindari 4T demi mensukseskan program KB. Hal itu disampaikan anggota komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama saat menghadiri Sosialisasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (K.I.E) di Nagari Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman, Jum'at 4 Agustus 2023.

Dalam sambutannya, Politisi muda dari ranah minang itu menyampaikan bahwa stunting menjadi permasalahan yang harus segera diatasi bersama. Stunting memberikan dampak buruk, pasalnya kecerdasan anak yang terkena stunting di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal. Tak hanya itu, sistem imun yang dimiliki juga kurang baik sehingga mudah sakit.

Pemerintah pusat menargetkan (tahun) 2024, (penurunan prevalensi stunting) 14%. Hal itu tidak mudah dilakukan, tetapi kalau kita bekerja dengan serius, lapangannya terkuasai, kerjasama dan berkolaborasi, penurunan angka stunting bisa kita lakukan secara signifikan.

Legislator RI itu menghimbau masyatakat untuk mendukung program pemerintah, salah satunya menghindari 4T, tidak hamil terlalu muda, hamil terlalu tua, anak terlalu banyak, dan jarak kelahiran yang terlalu dekat.

Wali Nagari Binjai, Bustiar memaparkan, stunting menjadi permasalahan yang dihadapi pemerintah. Dari hasil survey dilapangan, stunting terjadi karena minimnya kesadaran ibu ibuk untuk datang ke posyandu memeriksakan kesehatan anaknya.

Di Nagari Binjai terdapat empat jorong, salah satunya jorong Binjai. Dari tahun ke tahun angka stunting mengalami kenaikan, pada tahun 2021 terdapat 150 anak stunting, tahun 2022 menurun jadi 130, dan sekarang sisa 107.

Dari jumlah itu, Bustiar menyampaikan bahwa 48 diantara anak stunting berada di jorong Binjai. Untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14%, Walinagari menghimbau ibuk ibuk untuk datang ke posyandu dan aktif memeriksakan kesehatan anak. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah nagari, diantaranya memberikan makanan tambahan 12 kali sebulan selama tiga bulan, ujarnya.

Camat Tigo Nagari yang diwakili Kasi Pemerintah, Alyumi Gusti dalam sambutannya menambahkan, untuk mengantisipasi kasus stunting telah banyak yang dilakukan pemerintah kecamatan dan nagari. Upaya itu tidak akan berjalan sukses jika tidak didukung oleh masyatakat. Untuk itu, ia menghimbau kaum ibu hamil dan yang memiliki balita untuk menjaga pola hidup yang lebih berkualitas.

Kecamatan tigo nagari adalah kecamatan paling ujung di daerah Selatan di Kabupaten Pasaman. Sosialisasi dan K.I.E yang digelar BKKBN Pusat kali ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, apalagi menghadirkan Anggota Komisi IX DPR RI. Apresiasi juga disampaikan Anggota DPRD Pasaman Fraksi Partai Gerindra, Martias. Sosialisasi terkait stunting penting untuk mengedukasi masyarakat.

Stunting secara bertahap menurun, dengan adanya kegiatan K.I.E ini diharapkan angka stunting turun dratis hingga mencapai angka 14% pada 2024 nanti. Kepala Dinas pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pasaman yang diwakili  

Sekertaris, Yulinda Yudi, memaparkan bahwa stunting menjadi salah satu permasalahan yang tengah dihadapi pemerintah. Berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Kabupaten Pasaman saat ini berada pada posisi 6 tertinggi di Sumbar  yaitu diangka 28,9%.

Menyikapi hal itu, dibutuhkan keseriusan semua pihak, agar 4T tidak terjadi lagi Kecamatan Pasaman khususnya nagari Binjai. Penyuluh KB Ahli Utama (Pembina Utama Madya) Direktorat Bina Pergerakan lini Lapangan BKKBN RI, Siti Fatonah, memaparkan hal yang menyebabkan stunting, yaitu asi tidak sesuai kebutuhan, asupan anak tidak baik, pola asuh, dan anak sering sakit.

Hal yang dibutuhkan pada 1000 hari pertama, yaitu memberikan asi eksklusif, makanan pendamping asi, setiap hari anak usia 2 tahun mengkonsumsi protein yang ada pada hewani. Siti Fatonah juga memaparkan resiko stunting, yaitu terjadinya penurunan prestasi akademi, meningkatnya resiko obesitas, rentan terhadap penyakit tidak menular dan peningkatan resiko penyakit degeneratif.

Kepala Perwakilan BKKBN Prov Sumbar yg diwakili Ketua Tim Pengendalian Penduduk Dra Desra menambahkan,  untuk mengantisipasi stunting perlu intervensi 1000 hari pertama pada remaja atau wanita usia subur, pada ibu hamil, dan intervensi pada ibu menyusui. (Dina)

Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza