PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Ade Rezki: Tekan Stunting Menuju Indonesia Emas 2045

Padang Pariaman, Tanamonews.com - Stunting menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dientaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama saat menghadiri Sosialisasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja dari BKKBN, di Hall Arma Badminton, Kecamatan Sungai Limau, Sabtu (30/9). Dalam sambutannya, Ade Memaparkan, Stunting memiliki dampak yang signifikan pada pembangunan karena berdampak pada berbagai aspek kehidupan individu, masyarakat, dan negara secara keseluruhan. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia dan ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. 

Pasalnya,  anak stunted tidak hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang tentunya akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Jika masalah stunting ini tidak dientaskan sejak saat ini, maka akan menjadi ancaman untuk mewujudkan target Indonesia Emas 2045, ujar Ade. Sementara itu, Sutriningsih dari BKKBN menyampaikan Sumbar masih masuk dalam daftar provinsi yang tinggi angka stunting di Indonesia, hal ini disebabkan adanya peningkatan angka stunting pada 7 daerah di Sumbar.

Ia menilai tingginya angka stunting di Sumbar, perlu sekali program pencegahan stunting. Mulai dari ibu hamil, calon pasangan suami istri, ibu hamil, baduta dan balita. Pencegahan itu bisa diwujudkan secara bersama-sama mulai dari unsur pemerintah hingga masyarakat. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera barat diwakili Sekretaris Nova Dewita, menerangkan, Stunting program prioritas nasional, untuk itu para kader, penyuluh diminta gencar melakukan sosialisasi dan K.I.E ditengah masyarakat dalam upaya pencegahan stunting.

Menurut data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, prevalensi angka stunting di Indonesia tahun 2022 sebesar 21,6 persen pada anak balita. Angka ini menunjukkan bahwa hampir satu dari tiga anak balita mengalami stunting, yang mengindikasikan tingkat kekurangan gizi yang signifikan. Sedangkan untuk Sumatera Barat tahun 2022, kasus stunting 25,2 persen naik 1,9 persen dibanding tahun 2021 lalu yang mencapai 23,3 persen.

Nova Dewita menambahkan,  banyak Faktor penyebab stunting, seperti Kekurangan gizi pada masa kehamilan dan 1.000 hari pertama kehidupan anak, Gizi buruk pada ibu hamil, Infeksi kronis yang sering terjadi pada masa kanak-kanak, Lingkungan Hidup yang Tidak Sehat, Lingkungan yang tidak higienis, sanitasi yang buruk, akses terbatas terhadap air bersih, dan sanitasi yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyakit yang berkontribusi pada stunting.

Disamping itu, juga terdapat Faktor ekonomi dan sosial yang memicu terjadinya stunting seperti ketidakmampuan orang tua atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan anak, Ketidakseimbangan ekonomi dan sosial, Pola makan yang tidak seimbang, termasuk kurangnya keragaman pangan dan rendahnya konsumsi makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, protein hewani, dan sumber zat besi, dapat menyebabkan stunting.

Dalam paparannya, sekretaris BKKBN Sumbar juga menjelaskan bahwa Pernikahan dini menjadi penyumbang terbesar terjadinya stunting, karena perempuan yang masih berusia remaja secara psikologis belum matang, serta belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar. (Dina)

Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza