Pariaman , Tanamonews.com - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra, Ade Rezki Pratama menilai perlunya kesadaran seluruh pihak bahwa penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama guna mengentaskan gizi buruk pada anak dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Penanganan stunting bukan tanggung jawab orang tuanya saja, namun juga tanggung jawab bersama. Pemerintah, legislatif, bahkan semua pihak ikut terlibat," kata Ade Rezki Pratama saat sambutan melalui konferensi video pada Sosialisasi Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Rabu 4 Juni 2025.
Ia mengatakan pemerintah di masa kepemimpinan Prabowo-Gibran mulai melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai salah satu upaya pemenuhan gizi generasi muda Indonesia. Namun, lanjutnya, untuk mengoptimalkan penanganan stunting diperlukan bantuan dari seluruh pihak agar kondisi gizi pada anak yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak anak bisa lebih optimal.
Ia menyampaikan penanganan stunting harus dimulai dari sebelum dilangsungkan pernikahan dengan tidak ada lagi pernikahan usia dini, bahkan setelah pernikahan dengan menghindari hamil pada usia lanjut. Ia meminta masyarakat untuk menjaga jarak kehamilan serta cukup memiliki dua anak agar orang tua dapat memberikan pangan bergizi lengkap serta dapat memberikan pendidikan yang terbaik.
Menurutnya, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat luas untuk meningkatkan pemahaman mereka terkait stunting dan ikut serta membantu penanganannya. "Sosialisasi tersebut juga merupakan bentuk penerapan Asta Cita Presiden Prabowo, tepatnya nomor empat, yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM)," katanya. Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumbar Mardalena Wati Yulia mengatakan untuk menjadi Indonesia Emas diperlukan SDM yang berkualitas dan sehat.
"Namun, kita dihadapkan permasalahan remaja mulai dari penyimpangan seksual, narkoba, kenakalan remaja, bahkan anak membunuh orang tua hanya karena soal uang. Permasalahan tersebut diperlukan peran keluarga yang berketahanan untuk pencegahannya," ujarnya. Selain itu, kata dia, Indonesia juga dihadapkan pada permasalahan stunting yang memerlukan kontribusi dari semua pihak, salah satunya melalui orang tua asuh guna membantu melengkapi nutrisi anak.
Ia menyampaikan karena adanya intervensi dari pemerintah serta bantuan sejumlah pihak di Pariaman, angka stunting di daerah itu mengalami penurunan dari sebelumnya 17,7 persen menjadi 15,7 persen. Namun, lanjutnya, masih diperlukan bantuan dari berbagai pihak agar angka itu dapat ditekan, apalagi saat ini ada 168 anak di Pariaman yang memerlukan bantuan, mulai dari melengkapi gizi, pembenahan rumah dan lingkungan, serta edukasi terhadap keluarganya. (Dina)
0 Komentar