PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Mengenal Raja Sulaeman Perantau Muslim asal Minang, Pendiri Kota Filipina

Tanamonews.com - Siapa sangka bahwa sebelum kedatangan penjajah Spanyol, wilayah yang kini dikenal sebagai Filipina pernah menjadi pusat kekuasaan Islam yang kuat. Tokoh sentral di balik kejayaan awal ini adalah seorang putera perantau dari Indonesia, yaitu Raja Sulaeman, yang berasal dari Minangkabau.


Berdasarkan catatan sejarah dan penelitian akademik, termasuk disertasi Mochtar Naim tahun 1974, Raja Sulaeman disebut sebagai pendiri Kota Manila. Jejak migrasi orang Minang yang luas di Asia Tenggara (seperti di Sabah, Serawak, dan Brunei) memperkuat hipotesis ini, sebagaimana diamini oleh sejarawan Prof. Gusti Asnan dari Universitas Andalas.

Kekuasaan Tiga Raja di Manila

Pada pertengahan abad ke-16, wilayah Manila dikendalikan oleh tiga pemimpin Muslim besar: Raja Sulaeman, Raja Matanda, dan Raja Lakandula. Mereka memimpin wilayah yang berbeda namun berada dalam satu kawasan. Raja Sulaeman dan Raja Matanda berkuasa di area selatan Sungai Pasig—wilayah yang kini dikenal sebagai Manila.

Konon, nama Manila sendiri dipercaya berasal dari kata bahasa Arab, fi’ amanillah, yang bermakna "di bawah lindungan Allah SWT," sebuah indikasi kuat pengaruh Islam. Selain berperan sebagai pemimpin politik, Raja Sulaeman juga merupakan tokoh yang menyebarkan agama Islam hingga ke pelosok negeri.
Perjuangan Melawan Spanyol dan Warisan Abadi
Kedikdayaan Raja Sulaeman dan Islam di Filipina mulai surut seiring datangnya armada besar Spanyol. Perang besar pecah pada 27 April 1521, ketika pasukan pimpinan Ferdinand Magellan (negeri matador) bentrok dengan angkatan bersenjata pimpinan Raja Sulaeman. Dalam pertempuran tersebut, Raja Sulaeman menguasai Pulau Seludung (kini bernama Luzon). Meskipun dalam pertempuran itu seorang pemuka Islam lokal bernama Lapu Lapu berhasil membunuh Magellan, dominasi kekuatan Spanyol yang besar akhirnya sukses mengubah wajah agama dan budaya Filipina menjadi mayoritas Katolik.
Meskipun demikian, warisan Islam Raja Sulaeman tetap abadi. Jejak kebesarannya dapat dilihat melalui pembangunan Intramuros Walled City . Benteng berarsitektur Latin dengan dinding setinggi enam meter yang dibangun pada abad ke-16 ini merupakan cikal bakal Kota Manila. Selain itu, jejak Islam lainnya mencakup Masjid Syekh Karim al-Makdum yang berdiri tahun 1380 M (masjid tertua di Filipina) dan kawasan Distrik Quiapo di Manila, yang merupakan pemukiman lama Muslim dan pusat transaksi ekonomi berbasis sistem Islam hingga saat ini. Sebagai bentuk penghormatan atas jasanya, figur Raja Sulaeman diabadikan menjadi sebuah patung yang tegak berdiri di Rizal Park, Manila.

Posting Komentar

0 Komentar





Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza