PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Pakaian Adat Minangkabau


Tanamo News | Siapa yang tidak kenal masakan padang? Jenis masakan daerah dari Sumatere Barat ini sudah menjadi makanan wajib hampir di seluruh bagian di Indonesia. Bahkan rendang menjadi salah satu makanan terlezat di dunia. Selain makanan, ternyata Sumatera Barat juga memiliki kebudayaan yang sangat unik. Anda pasti sudah mengenal budaya Minangkabau yang sangat kental dengan sistem matriakalnya.

Dari beragam jenis kebudayaan yang ada di Minangkabau ini, yang menjadi perhatian adalah pakaian adat Minangkabau. Unsur Melayu yang masih kental dipadu padankan dengan kebudayaan asli dari Minangkabu sendiri menambah nuansa Minangkabau yang lebih kental pada baju adat minangkabau.

Salah satu ciri khas pada pakaian Minangkabau adalah penutup kepala yang berbentuk seperti segitga yang meruncing. Jenis pakaian dengan penutup kepala yang sangat khas ini disebut sebagai Limapeh Rumah Nan Gadang atau Bundo Kanduang.

Yang uniknya lagi, penutup kepala ini memang terlihat seperti atap rumah gadang atau tandunk kerbau yang menjadi ciri khas dari suku Minangkbau sendiri. Selain itu, masih ada lagi beberapa jenis pakaian adat dari Minangkabau yang sangat unik lainnya. Berikut adalah nama pakaian adat suku Minangkabau beserta penjelasannya.

Nama Pakaian Adat Minangkabau

Pakain Adat Minangkabau Wanita
 
Untuk pakaian adat dari Minangkabu terbagi menjadi dua jenis, yakni pakaian adat untuk wanita dan pakaian adat untuk pria. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pakaian adat Minangkabau adalah Limapeh Rumah Nang Gadang yang menjadi pakaian adat untuk para wanita Minangkabau. Pakaian ini merupakan sebuah simbol dari kebesaran wanita setelah menikah.

Oleh sebab itu, tak jarang jenis pakaian ini juga disebut sebagai Bundo Kanduang karena memiliki simbolisasi dari pentingnya peran seroang ibu dalam sebuah keluarga. Selain itu, kata Limapeh yang digunakan beraal dari arti kata tiang tengah pada bagian rumah adat dari Sumatera Barat. Tiang inilah yang dianalogikan sebagai peran ibu dalam rumah tangga. Jika tiang tersebut runtuh, maka runtuhlah sebuah keluarga tersebut.

Sebenarnya ada beberapa jenis pakaian Limapeh Rumah Nang Gadang atau Bundo Kanduang ini, tetapi secara umum pakaian adat minang ini terdiri dari:

Baju Adat Minangkabaru Batabue
 
Baju batabue adalah pakaian adat Minangkabau baju kurung dengan taburan benang emas. Pernak-pernik sulaman dari benang emas ini menyimbolkan kekayaan dari tanah Sumatera Barat yang sangat melimpah. Sedangkan untuk coraknya sendiri sangatlah beragam. Anda bisa menemukan baju batabue ini dalam berbagai warna, seperti lembayung, merah, biru, dan juga hitam. Baju batabue ini akan memiliki hiasan minsie yang menjadi simbol bahwa wanita Minang memang harus taat pada batasan yang berlaku pada suku adat.

Tingkuluak
 
Tingkuluak inilah yang menjadi ciri khas yang paling menonjol dari pakaian adat Minang. Sekilas memang bentuk penutup kepala ini menyerupai segitiga yang sangat lancip. Ternyata, tingkuluak ini merupakan bentuk dari atap rumah gadang ataupun kerbau yang terbuat dari kain selendang. Tingkuluak ini digunakan untuk  sehari-hari ataupun upacara adat tertentu oleh wanita-wanita Minangkabau

Selempang
 
Yang menjadi ciri khas dari pakaian adat Minangkabau lainnya adalah selempang. Jenis selempang ini merupakan sebuah selendang yang terbuat dari songket. Biasanya selempang akan dikenakan pada bagian pundak yang memiliki makna bahwa wanita harus lebih waspada pada segala kondisi dan memiliki welas asih kepada anak dan cucu.

Lambak
 
Jika baju batabue merupakan pakaian bagian atas, maka lambak merupakan pakaian bawahan yang melengkapi Bundo Kanduang. Lambak merupakan sebuah sarung songket yang dikenakan dengan cara diikat pada bagian pinggang. Yang menariknya, belahan untuk lambak ini bisa disesuaikan sesuai dengan adat Nagari.

Perhiasan
 
Kuran lengkap rasanya jika pakaian adat Minangkabau tidak memiliki perhiasan sebagai pelengkap. Seperti adat lainnya, pakaian dari Minangkabau untuk wanita juga dilengkapi dengan beberapa aksesoris seperti cincin, kalung, dan lain sebagainya. Sebagai tambahan, dukuh panyiaram disematkan sebagai lambing bahwa wanita harus melakukan segala hal sesuai dengan azas lingkaran kebenaran. Selain itu, adapula motif yang terbentuk yakni motif galang bapahek, galang rago-rago, galang basa, kunci maiek, dan juga galang ula. Pemakaian perhiasan ini juga memiliki makna bahwa wanita memiliki batasan-batasan tertentu dalam melakukan berbagai jenis aktivitas.

Pakaian Adat Minangkabau Pria
 
Tak kalah menarik dengan pakaian wanita, pakaian adat Minangkabau laki-laki juga memiliki ciri khas dan makna filosofi yang cukup mendalam. Untuk pakaian pria Minangkabau biasa disebut sebagai Pakaian Penghulu yang terdiri dari:

Sarawa
 
Sarawa merupakan celana yang menjadi pakaian bawahan untuk pria Minangkabau. Celana ini berwarna hitam dengan ukuran yang besar pada bagian paha dan betis. Dengan ukuran yang besar ini melambangkan jiwa besar seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dan melaksanakan tugasnya.

Deta
 
Jika wanita Minangkabau memiliki Tingkuluak, maka pria Minangkabau juga memiliki Deta sebagai penutup kepala. Deta adalah sebuah kain hitam yang dililitkan pada bagian kepala hingga membentuk beberapa kerutan. Dari kerutan-kerutan ini memiliki makna bahwa pria akan mempertimbangkan sebagala hal dengan bijak dengan mempertimbangkan baik dan buruknya pada setiap keputusan. Hal ini cukup beralasan karena biasanya manusia akan mengerutkan dahinya untuk berpikir. Dari sinilah filosofi ini muncul.

Sasamping
 
Pakaian adat Minangkabau untuk laki-laki juga dilengkapi dengan sasamping, yakni selendang berwarna merah. Sasamping ini berhiaskan benang berwarna-warni dan disematkan pada bagian pundak. Warna merah dari sasamping ini memiliki makna keberanian. Sedangkan hiasan benang makau yang terdapat pada sasamping memiliki makna kearifan dan ilmu yang harus dimiliki oleh para pria Minangkabau.

Sandang
 
Selain sasamping, adapaula sandang pada pakaian adat Minangkabau untuk pria. Sandang merupakan kain merah yang diikat pada bagian pinggang dengan bentuk segi empat. Sandang memiliki simbol ketundukan seorang pria terhadap hukum adat.

Cawek
 
Tak hanya sandang, pakain untuk pria juga memiliki cawek yang merupakan ikat pinggang. Cawek ini terbuat dari kain sutra dengan makna bahwa seorang pria harus lembut dan cakap dalam kepemimpinannya. Selain itu, ia juga harus kuat dalam menjalin persaudaraan yang dipimpinnya.

Tongkat dan Keris
 
Biasanya Anda akan menemukan beberapa senjata khas untuk pakaian adat pria. Begitu pun dengan pakaian adat pria Minangkabau yang juga menyematkan keris pada bagian pinggang. Selain itu adapula tongkat atau tungkek yang biasa digunakan sebagai petunjuk jalan. Kedua benda ini memiliki makna sebagai tanggung jawab dan amanah besar yang diberikan kepada pria Minangkabau.

Demikianlah penjelasan tentang pakaian adat suku minangkabau dan maknanya. Dengan segala keunikannya ini, pakaian Minangkabau memiliki makna budaya yang cukup kuat. Pada setiap ukiran dan perlengkapan yang ada pada pakaian adat ini mengandung makna-makna yang mejadi harapan untuk suku Minangkabau.

Sangat menarik, bukan? Dengan demikian, Anda tidak hanya mengenal tentang rendang sebagai ciri khas Sumatera Barat. Tetapi Anda juga mengenal tentang pakaian adat yang memiliki makna-makna mendalam lainnya.


#idi*

Posting Komentar

1 Komentar





Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza