PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Diversifikasi Produk Ekspor Indonesia di Pakistan


Tanamo News - Islamabad, Beberapa langkah terus diupayakan KBRI Islamabad, untuk mempergencar diversifikasi produk ekspor Indonesia selain kelapa Sawit ke Pakistan. “Pangsa pasar sawit Indonesia di Pakistan sejak 2016 telah mencapai 80% dari total impor Pakistan, selebihnya diimpor dari Malaysia 20%”, ujar Dubes RI untuk Pakistan, Iwan Suyudhie Amri. 6/12/2018 

Dengan semangat mengupayakan terus hubungan dagang RI-Pakistan yang saling menguntungkan, pada Kamis, 6/12/2018, KBRI Islamabad melakukan pertemuan dan Business Consultation Forum dengan beberapa importir dan calon importir produk makanan olahan Indonesia di Kota Lahore (terbesar kedua di Pakistan dengan populasi 17 juta penduduk).

“Pertemuan ini sebagai bagian dari strategi kami memerhatikan konteks market di Pakistan dengan melakukan penyesuaian antara supply dan demand, sekaligus memahami produk-produk yang dibutuhkan importir Pakistan terhadap produk Indonesia,” sambung Dubes Iwan.

Dua perusahaan importir besar yang berkantor pusat di Lahore, Mattosons dan Shahid & Foods Company menyambut baik kunjungan KBRI Islamabad dan mengapresiasi pertemuan bisnis tersebut. “Konsumen Pakistan baik di perkotaan besar maupun desa dalam beberapa tahun telah mengenal produk makanan Indonesia seperti biscuit, permen, dan cokelat, dan rata-rata mereka menyukainya dengan pangsa pasar sebesar USD 2 milyar,” tutur Ali Tariq, CEO Mattosons yang merupakan distributor tunggal PT. Mayora Indonesia di Pakistan sekaligus GM Asosiasi Fast Moving Consumer Goods (FMCG) untuk Pakistan.

“Produk makanan asal Indonesia dinilai berkualitas, lezat dan tidak diragukan kehalalannya, dibanding dengan produk asal negara lain seperti Thailand, China, Eropa atau lainnya,” ucap Haroon, General Manager Shahid&Foods ketika ditanya mengenai pilihannya mengimpor makanan Indonesia. Namun demikian, kedua perusahaan tersebut mengeluhkan mengenai pengenaan tariff duty yang masih tinggi terhadap produk FMCG yang jika ditotal bisa mencapai 100%, mulai custom duty (40%), regulatory duties (40%), sales tax (20%) dan advance income taxs (6%). Harapan mereka jika Indonesia dapat memiliki FTA maka custom duty dapat diturunkan dan produk makanan Indonesia akan lebih dapat bersaing dengan produk sejenis negara lainnya yang telah memiliki FTA.

Para pelaku usaha tersebut mengaku, meskipun mereka baru dalam tahap awal memasarkan produk makanan Indonesia di Pakistan, namun merasa optimis prospeknya semakin baik dengan asumsi pertumbuhan konsumsi produk tersebut pertahun sebesar 10-12%.

Satu hal yang menarik dari pertemuan dengan para calon importir lain yang hadir dalam pertemuan tersebut, bahwa faktor negara pengekspor masih menjadi penentu bagi diterimanya suatu produk makanan atau minuman di Pakistan. “Produk asal negara bermayoritas muslim akan mudah laku dan diterima oleh konsumen Pakistan,” ujar Imran Saeed yang telah dua tahun mengimpor produk minuman juice dari Thailand. Lebih lanjut ia sampaikan mengenai tren penurunan impor minuman asal Thailand yang beralih kepada produk yang sama dari Malaysia karena dinilai lebih memenuhi aspek keyakinan halal product.

Upaya diversifikasi produk ekspor Indonesia selain kelapa sawit ke Pakistan tidak sepenuhnya mudah karena tantangannya bukan hanya pada stuktur duty agar produk Indonesia dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Namun persoalan persepsi konsumen mengenai pentingnya produk halal dan populasi terbesar muslim juga menjadi determinant factor bagi bertahannya suatu produk di masyarakat. Guna mengantisipasi hal tersebut, KBRI Islamabad mencatat pentingnya mengkapitalisasi modal sosio kultural kedua negara menjadi kenyataan kongkret dalam hubungan bisnis dan dagang yang saling menguntungkan.


Idi*

Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza