"Satu Peluru Hanya Bisa Menembus Satu Kepala Tapi Satu Tulisan Bisa Menembus Jutaan Kepala"
 |
| Oleh: Ari Yunanda,S.Pd |
Tanamonews.com - Pertama menulis itu mengungkapkan perspektif kita terhadap sesuatu. Mempertajam artikulasi atas sebuah keadaan. Menulis memberikan gambaran tentang kelemahan bahkan kekuatan kita dalam menulis itu sendiri. Narasi nya mencerminkan isi dalam pikiran kita.
Kedua menulis itu adalah ekspresi dalam upaya memperbaiki keadaan, Penulis adalah pahlawan nya, pena sebagai pedangnya
Ketiga menulis itu narcis literation. Dia tidak sekedar gambar (Selfi-selfi), lebih dari itu, menulis merupakan bentuk bantahan terhadap anggapan bahwa menulis itu sulit, anggapan sesat yang menyebabkan banyak orang tidak jadi menulis.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menulis itu adalah komunikasi melalui tulisan, merupakan alat ukur sejauh mana kita menguasai sebuah persoalan. Sebagai bagian dari literasi, kita bebas menulis apa saja asalkan dengan data serta tidak SARA .
Menulislah ketika pena lebih tajam dari sebilah pedang. Sejarah membuktikan, karena dengan menuliskan apa yang difikirkan, dan mengatakan apa yang tertulis. Belenggu penjajahan yang beratus tahun lamanya memenjarakan bangsa ini, meleleh karena nya, sebagaimana kisah di jalan pengangsaan timur no.56 Jakarta pada 17 Agustus 1945, tempat dimana tulisan Proklamasi di bacakan. (in*)
0 Komentar