PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Merdeka Belajar untuk SDM Unggul

Oleh: Junaidi
(Kepala SMP Negeri 5 Padang)

Tanamonews | Mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul merupakan salah satu satu visi presiden Jokowi pada 2019-2024. Hal ini dimaksudkan antara lain agar bonus demografi yang tengah dimiliki Indonesia menjadi berkah. Harapan yang lebih besar ialah menjadikan Indonesia menjadi negara maju pada 2045. Untuk mewujudkan SDM unggul, sangat dibutuhkan pendidikan yang bermutu. 

Sayangnya, harapan besar agar pendidikan kita menghasilkan SDM unggul masih menghadapi berbagai kendala. Pendidikan kita sendiri masih bergelut dengan berbagai persoalan. Mulai dari persoalan mutu proses pembelajaran yang masih rendah sehingga mutu lulusan juga rendah, hingga persoalan mutu dan kinerja guru serta kepala sekolah yang belum terlalu memuaskan dan lain sebagainya.

Proses pembelajaran kita sendiri masih lebih banyak mementingkan hafalan untuk menjawab soal-soal dibandingkan mengembangkan potensi, kreatifitas dan kemampuan berfikir kritis siswa. Pembelajaran masih lebih terpusat pada guru dengan menggunakan metode ceramah dibanding mengajak siswa berdiskusi dan membelajarkan mereka dengan metode yang bervariasi, menyenangkan dan “bergizi”.

Tujuan pembelajaran juga masih lebih banyak terfokus mengejar nilai akademik yang tinggi. Belajar seolah hanya untuk sukses ujian, bukan untuk sukses dalam hidup. Akibatnya pembelajaran menjadi kurang bermakna, kurang menyenangkan, bahkan cenderung membuat siswa, guru dan orang tua tertekan. Motivasi, kesadaran dan kemandirian belajarpun menjadi rendah. Belajar belum dianggap kebutuhan.

Untuk menjawab berbagai persoalan pendidikan dan harapan besar bangsa kita di atas, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Salah satu di antaranya ialah dengan menggagas program merdeka belajar. Kini, merdeka belajar menjadi kebijakan baru kementerian pendidikan dan kebudayan yang dipimpin Nadiem Anwar Makarim. Merdeka belajar merupakan grand design pendidikan nasional untuk mengakselerasi lahirnya SDM unggul, berkarakter, cerdas dan berdaya saing.

Program merdeka belajar bertujuan untuk mewujudkan suasana belajar yang bahagia, menyenangkan, bebas dari perasaan tertekan, sehingga muncul kreativitas, kesadaran dan kemandirian untuk belajar. Belajar adalah sebuah kebutuhan. Karena itu, pembelajaran harus bermakna dan berpusat pada siswa. Belajar bukan hanya sekedar mengejar nilai angka-angka di atas kertas.

Untuk mewujudkan tujuan merdeka belajar, mendikbud juga sudah mengeluarkan beberapa kebijakan. Di antaranya ialah menghapus ujian nasional (UN) mulai 2021. UN dihapus karena dipandang kurang ideal mengukur prestasi belajar. UN cenderung berfokus pada hafalan, bukan pada kompetensi. UN membuat siswa, guru dan orang tua merasa tertekan. Akhirnya mereka tidak bahagia dalam proses pembelajaran.

UN juga dipandang cenderung membuat tujuan pembelajaran salah kaprah. Belajar seakan hanya untuk sukses ujian. Sekolah terkadang berubah fungsi seperti tempat bimbingan belajar. Hanya tempat untuk membahas soal-soal ujian. Akibatnya pembelajaran kurang bermakna, tidak menumbuhkan kreatifitas, tidak mendorong berfikir kritis, dan tentu juga tidak bisa diharapkan menghasilkan SDM unggul.

Sebagai pengganti UN, mendikbud menyiapkan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan survei karakter. AKM tidak dimaksudkan menguji kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu seperti dalam UN, melainkan untuk menguji kemampuan siswa menganalisis bacaan (literasi) dan kemampuan menganalisis menggunakan angka (numerasi). 

AKM diharapkan mampu mendorong tumbuhnya budaya berfikir kritis (critical thinking) serta berfikir tingkat tinggi (higher order thingking) sebagai salah satu keterampilan yang dibutuhkan di abad ini.  Selain itu, kemampuan berkomunikasi (communication), berkolaborasi (collaboration), serta kreativitas (creativity) juga sangat perlu didorong agar dikuasai siswa guna menyiapkan SDM unggul.

Selain AKM sebagai pengganti UN, Kemdikbud juga menyiapkan survei karakter untuk mengukur karakter pribadi dan wawasan kebangsaan siswa. Jadi, bukan hanya aspek kognitif yang perlu dinilai, tapi juga aspek sikap atau karakter. Hal ini tentu sangat sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tidak hanya untuk menghasilkan orang cerdas dan terampil, tapi juga harus memiliki sikap religius dan sikap sosial. Dan yang tidak kalah penting, SDM unggul adalah SDM berkarakter.

Lebih menarik lagi, AKM dan survei karakter dilaksanakan di tengah jenjang sekolah. Untuk SD pada kelas 4, untuk SMP kelas 8 dan untuk SMA kelas 11. Tujuannya agar sekolah bisa memperbaiki proses pembelajaran sesuai hasil asesmen. Hasil asesmen ini juga tidak akan digunakan sebagai dasar seleksi melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian, AKM dan survei karakter diharapkan bisa mewujudkan sekaligus menjamin proses pembelajaran yang bermutu (quality assurance).

Bila dicermati, upaya mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu agaknya menjadi perhatian utama mendikbud saat ini. Mewujudkan suasana belajar yang bahagia sebagai tujuan dari merdeka belajar pada dasarnya juga merupakan upaya mewujudkan pembelajaran yang bermutu. Begitu pula dengan kebijakan mengembalikan USBN ke sekolah, penyederhanaan RPP guru, menambah kuota jalur prestasi dalam PPDB, semuanya bermuara untuk terciptanya proses pembelajaran yang bermutu.

Lalu, kenapa proses pembelajaran yang menjadi perhatian utama Mas Menteri? Menurut hemat penulis, hal ini karena mendikbud kita sangat menyadari bahwa proses pembelajaran di ruang kelas, di ruang belajar, atau di ruang dunia maya seperti dalam pembelajaran daring pada masa PJJ ini, merupakan inti dari pendidikan. Karena itu, membenahi pendidikan harus dimulai dengan membenahi mutu proses pembelajaran.  

Kiranya cukup disadari, berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak akan banyak berarti bila proses pembelajaran yang berlangsung di ruang kelas tidak mendapat perhatian yang serius. Delapan standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah pada dasarnya juga bermuara pada upaya menciptakan proses pembelajaran yang bermutu. Dari pembelajaran bermutu baru akan lahir pendidikan bermutu, sekaligus SDM unggul. Disinilah agaknya letak penting gagasan merdeka belajar yang dikumandangkan mendikbud.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran bermutu memang sangat dibutuhkan suasana belajar yang bahagia dan menyenangkan. Sebab, para ahli mengatakan, semakin menyenangkan pembelajaran, semakin efektif pula pembelajaran berlangsung. Karena itu, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan sangat perlu dilakukan. Sekolah harus menjadi rumah kedua yang aman dan nyaman bagi siswa. Sekolah harus ramah anak.

Untuk mewujudkan  sekolah ramah anak (SRA), setidaknya ada 6 hal yang harus dilakukan sekolah sesuai peraturan menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak nomor 8 tahun 2014. Pertama, membuat kebijakan SRA. Kedua, melaksanakan pembelajaran yang ramah anak. Ketiga, melatih pendidik dan tenaga kependidikan untuk paham hak-hak anak. Keempat, menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung SRA. Kelima, melibatkan partisipasi anak dalam berbagai kegiatan sekolah. Keenam, melibatkan partisipasi orang tua, masyarakat, alumni, dan dunia usaha. 

Bagi guru sendiri, hal-hal yang harus dilakukan antara lain adalah mengubah kebiasan mengajar dari banyak berceramah pada banyak mendorong siswa untuk memilki pengalaman belajar, meningkatkan taraf berfikir, mengembangkan potensi dan memperbaiki akhlak siswa. Guru harus berubah “dari mulut besar ke mulut kecil”, dari selalu memberi tahu kepada mendorong siswa mencari tahu. Guru-guru harus menguasai model-model pembelajaran yang membuat siswa aktif (active learning). 

Hal yang tidak kalah pentingnya, di samping melakukan transfer of knowledge, guru-guru juga harus melakukan transfer of values kepada siswa. Karena itu, di samping harus memiliki hard skill, guru-guru juga harus memiliki soft skill. Dan yang paling utama, guru-guru harus menjadi teladan. Semoga! (RED).



Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza