PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Soal Semburan Gas Sumur Bor di Pessel, Analisa Ahli Geologi Dinas ESDM Sumbar

Pessel - Ahli geologi yang juga Kasi Pengurusan Air Tanah Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Sumbar, Dian Hadiansyah menduga gas yang keluar dari pipa galian sumur bor di Pesisir Selatan (Pessel) berasal dari kantong-kantong gas yang berasal dari sekitar tempat pengeboran.


Tanamonews | Dugaan itu disampaikan Dian, usai menyaksikan video yang beredar di facebook tentang fenomena gas di Kampung Ampalu, Nagari Sungai Tunu, Kecamatan Ranah Pesisir.

Dari video itu, kata Dian, pengeboran oleh pekerja sumur bor tepat mengenai lapisan bawah tanah yang mengandung air atau akuifer yang bersifat artesis. Hal tersebut, lanjut Dian, terlihat dari ciri khasnya yang mengeluarkan air tanpa dipompa.

Dian menjelaskan, karakter akuifer ini memang umum dijumpai di beberapa daerah di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Akuifer dengan sifat artesis tersebut dapat dijumpai pada kedalaman 60 meter lebih.

“Fenomena air naik sendiri, jelas Dian, karena adanya tekanan dari bawah lapisan tanah. Jika lapisan tanah itu dipotong oleh pipa pengeboran, air yang berada pada lapisan itu naik ke permukaan tanpa dipompa karena mendapat tekanan,” ujar. Senin (24/8/2020).

Sementara soal gas yang keluar bersama air, kata Dian, karena pengeboran berkemungkinan mengenai kantung gas yang berada pada lapisan bawah tanah. Sehingga pipa sumur bor itu mengeluarkan gas bersamaan dengan air.

“Kemungkinan pengeboran ini juga mengenai semacam kantung gas. Ini kemungkinannya ya, ini menurut analisa saya dari video yang beredar di facebook itu,” ujarnya.

Lebih jauh disampaikan, akuifer dengan karakter artesis itu juga berkaitan dengan patahan geologi. Pada patahan geologi tersebut, biasanya memang terdapat kantung-kantung gas.

Artinya, lanjut dia, keberadaan kantung gas tersebut berkaitan dengan adanya akuifer dengan karakter artesis tersebut. Selain itu, kata Dian, kantung gas tersebut biasanya juga banyak ditemukan di daerah dengan kontur rawa.

Namun, kantung gas itu, kata Dian, tidaklah dalam jumlah besar. Gas tersebut akan habis dengan sendirinya saat keluar bersamaan dengan air. Begitu juga dengan air yang keluar tanpa dipompa itu, air tersebut juga tidak akan keluar lagi setelah tekanannya mulai berkurang.

“Sebenarnya kantung ini sifatnya hanya sementara, kan galiannya cuma puluhan meter. Kalau gas dengan cadangan besar itu galiannya ratusan meter,” tuturnya.

Dengan demikian, menurut dia, gas yang keluar itu tidak terlalu membahayakan. Namun, dia tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tidak mendekat pada sekitar galian sumur bor tersebut. Pasalnya, gas tersebut dapat memicu timbulnya kobaran api.

“Hal serupa juga pernah terjadi di daerah Pasaman. Waktu itu ada pengeboran air tanah, juga mengeluarkan gas, tapi hilang sendiri,” ucapnya.

Dia berharap kepada masyarakat untuk tidak panik dengan fenomena ini. “Mungkin dalam hitungan minggu sudah hilang. Tapi, tempat itu tetap harus diberi batas atau garis polisi agar masyarakat tidak mendekat sampai gasnya habis,” kata Dian.

Semburan gas itu ditemukan secara tidak sengaja oleh pekerja sumur bor pada saat melakukan pengeboran pada minggu (23/8/2020) sore. (Humas - Sumbar)

Posting Komentar

0 Komentar





Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza