PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

BERGERAK DAN KEMERDEKAAN KITA


Oleh: Nanang Sumanang dari Filipina

“Mun Teu Ngoprék Moal Nyapék, Mun Teu Ngakal Moal Ngakeul, Mun Teu Ngarah Moal Ngarih” Pepatah Sunda.

Tanamonews - Pepatah tersebut sering kita dengar dari mulut orang-orag tua Sunda yang sedang menasehati anak-anaknya. Sesuai dengan tema hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 tahun 2023 yaitu, "Terus Melaju untuk Indonesia Maju".

Secara umum pepatah tersebut ingin mengingatkan kita agar terus menanamkan semangat untuk  bergerak dan berjuang dalam kondisi apapun dengan lebih meningkatkan cara berpikir dan berinovasi agar hidup menjadi lebih sejahtera dan bahagia lahir dan batin.

Dalam dunia filsafat Islam, Allah SWT sendiri disebut sebagai “Penggerak Pertama dan Utama” dari seluruh alam jagat raya ini. Artinya secara nature, semua alam harus melakukan gerak terus menerus menuju kepada kesempurnaan, termasuk manusia di dalamnya. Gerak yang tidak menghasilkan perbaikan dan kebaikan tentunya bukan gerak yang dimaksudkan dalam Islam, apalagi gerak yang menghancurkan kebaikan.

Kalau kita merenungkan sedikit saja bahwa sesungguhnya kita hidup dalam perputaran-perputaran yang merupakan bagian pergerakan dari alam semesta. Kita hidup di atas bumi yang berputar pada porosnya (rotasi) yang berputar dan bergerak dalam kecepatan 1.670 km/ jam. Bumi kemudian dalam waktu yang bersamaan bergerak mengitari matahari (ber-evolusi) dengan kecepatan yang lebih cepat lagi yaitu 107.208 km/ jam. Matahari ternyata tidak juga diam, matahari membawa tata surya bergerak mengelililingi gugusan planet yang lebih besar lagi, yaitu gugusan Bimasakti dengan kecepatannya 828.km/ jam. 

Galaksi Bimasakti juga berputar, berputar mengelilingi galaksi Andromeda, sebuah galaksi yang lebih besar lagi dengan kecepatan 402.000 km/ jam. Bimasakti dan planet-planet lainnya juga terus bergerak ke arah Great Attractor dengan kecepatannya yang sangat cepat 2,1 juta km/ jam. Kemudian ada aliran gelap yang membawa seluruh galaksi bergerak dengan kecepatan 3,2 juta km/ jam, dan pergerakan selanjutnya adalah perluasan alam semesta yang membawa kita manusia dengan kecepatan 2,1 juta/ detik.  

Islam sendiri menamakan dirinya dengan berbagai kata yang semuanya bermakna “Jalan”. Ada “Syari’ atau Syari’at”, ada “Thariqat”, ada “Sabil atau subul”, ada “Shirot”, ada juga “Manhaj”, ada “Mansuk atau Manasik” ada juga “Suluk”, ini berarti Islam mengajarkan agar umatnya untuk selalu bergerak menuju kesempurnaan, karena sifat alam dari jalan adalah tempat bergerak. Islam tidak menghargai orang yang statis (diam), apalagi kalau bergerak mundur, karena itu menyalahi sifat alam (nature) dari jalan.

Dalam hajipun demikian, bahwa tawaf menggambarkan akan sunnatullah bahwa manusia harus terus bergerak untuk mendekati kesempurnaan, walaupun bisa dipastikan bahwa manusia tidak akan pernah bisa untuk sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, Tuhan alam semesta raya ini. Kemerdekaan yang kita peringati sekarangpun adalah hasil sebuah proses panjang pergerakan dari para pejuang kita, baik yang berifat militer maupun non militer. 

Adalah sebuah kesadaran yang sangat tinggi yang lahir dari ketulusan hati dan perenungan yang tinggi dari para pejuang dan leluhur kita  yang menyatakan bahwa “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” 

Pernyataan tersebut menggambarkan adanya kesadaran yang sangat tinggi bahwa semua pergerakan untuk menuju kemerdekaan itu semata-mata karena rahmat Allah SWT, sebuah perjuangan yang sangat transenden yang dilandasi oleh adanya keberadaan Allah SWT, Tuhan YME, dimana setiap makhluknya adalah sama di depan Allah SWT.

Dalam surat Yasin Allah mengingatkan juga kepada kita “Innaa nahnu nuhyil mauta wa naktubu maa qoddamuu wa aa tsaarohum…” Bahwa Allah SWT-lah yang menghidupkan dan mematikan makhluk hidupnya dan kita semua dimintai pertanggungan jawabnya baik di dunia maupun di akherat kelak dari smua amal perbuatan kita maupun akibat-akibat dari amal perbuatan kita. 

Allah SWT pasti menuliskan dengan tepat dan cermat dari semua niat, perbuatan, dan akibat-akibat perbuatan kita, tidak ada satu perbuatan kecilpun yang luput dari catatan-catatan Allah SWT. Nikmat kemerdekaan, negeri yang mempunyai kekayaan alam yang melimpah, manusianya dengan kebuadayaan dan peradaban yang beraneka ragam dan luhur adalah karunia dari Allah SWT  yang Allah titipkan kepada kita. 

Karena ini merupakan titipan yang harus dijaga, dirawat dan dikembangkan , maka tentunya pasti akan dimintai pertanggung jawabannya semua oleh Allah SWT. Kemerdekaan hanyalah sebuah fase dari perputaran dan gerakan sejarah dari bangsa Indonesia untuk menuju masyarakat adil sejahteradan  bahagia di dunia dan di akherat. 

Maka perputaran dan pergerakan harus terus berlanjut, tidak hanya berhenti pada slogan dan upacara-upacara keriyaan HUT Kemerdekaan saja, tapi kita mesti terus memperbaiki kualitas hidup bangsa kita.sehingga mempunyai martabat dan harga diri yang tinggi, dihormati oleh bangsa-bangsa lain di dunia.

Dalam budaya Sunda, bergerak tidak boleh hanya sekedar bergerak, maka dia harus didasari oleh penggunaan akal yang benar dan lurus, serta berinovasi merespon setiap perjalanan jamannya. Hewan, tumbuh-tumbuhan juga bergerak, tapi gerak yang tiada berkesadaran tidak akan melahirkan kebudayaan dan peradaban. 

Gerak yang benar adalah lahir dari kesadaran untuk mengesakan Tuhan YME, berawal karena Allah,berakhir menggapai ridlo Allah SWT. Yang kedua, maka akal yang merupakan isntrumen utama dari makhluk Allah yang disebut manusia harus benar-benar digunakan untuk mencari kebenaran. Mengisi kemerdekaan bukan hanya bergerak saja atau bekerja saja, tapi landasan utamanya adalah mengesakan Allah SWT dan harus menggunakan akal yang produknya ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Akal juga dapat digunakan untuk mengetahui potensi-potensi bangsa ini baik yang ghaib (tersembunyi) maupun yang nyata. Perjalanan masa lalu bangsa ini harus benar-benar dipahami dengan baik sehingga bisa merancang arah jalannya sejarah bangsa ke depannya dengan benar. Pada tataran ini, maka pendidikan, yang mencakup di dalamnya pembentukan karakter, pengajaran dan pelatihan, menjadi sangat penting.

Semua pasti berubah, dan hanya perubahan itu sendiri yang tetap dan tidak berubah. Sejak adanya gerakan “pencerahan” di Eropa, revolusi Perancis dan revolusi Industri di Inggris, maka mulailah perubahan yang besar dalam hampir semua aspek kehidupan. Ditambah lagi dengan adanya revolusi dunia informatika, maka menjadikan dunia semakin dekat dan saling memperngaruhi. Nilai, norma, kebutuhan hidup, ideology, teknologi dan lain sebagainya juga ikut berubah. 

Maka untuk mengisi kemerdekaan, yang merupakan ugkapan rasa syukur kita karena telah diberikan kemerdekaan serta negeri yang sangat kaya raya ini, gerak kita haruslah terus menerus dipenuhi dengan inovasi-inovasi yang baru serta cerdas. Kita sudah melihat dengan jelas bahwa bangsa ataupun perusahaan-perusahaan besar akan kalah bersaing dengan bangsa atau perusahaan perusahaan lain yang terus mengembangkan inovasi-inovasi baru dan bermanfaat. 

Eropa menjadi bangsa yang maju setelah melewati masa 300 tahun lebih, tetapi Jepang hanya membutuhkan waktu kurang dari 200 tahun untuk mrnjadikannya sebagai Negara maju. Korea Selatan juga berkembang menjadi Negara maju karena terus berinovasi tiada henti yang dalam kurun waktu kurang dari 100 tahun saja, bangsa Korea sudah bisa menyusul bangsa Eropa menjadi Negara yang maju.

Aklhirnya, sebagai anak bangsa Indonesia yang telah Tuhan berikan kemerdekaan, kekayaan alam yang melimpah, kekayaan budaya, letak geografis yang sangat penting serta bonus demografi, mau tidak mau harus terus bekerja keras, berjuang dan bergerak dengan keras, dalam rangka mengisi kemerdekaan ini. 

Bukan hanya kerja keras, tetapi juga kerja cerdas dengan menggunakan akal pikiran. Bergerak dan bekerja cerdas bukan hanya slogan dan retorika semata, tetapi benar-benar harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak harus menunggu peluang, tetapi haris menciptakan peluang untuk terus berkembang dengan inovasi-inovasi baru.

“Merah putih mawar melati. Merah putih bara api. Merah putih mawar melati. Merah putih setiap hati…..” Nyanyian Tanah Merdeka, Leo Kristi.

"DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA"

Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza