PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Prevalensi Stunting Sumbar 2023 Turun 1,6 Persen, Ade Rezki Pratama Ajak Semua Element Masyarakat Berperan Aktif

Bukittinggi, Tanamonews.com - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Barat mencatat angka prevalensi stunting mengalami penurunan. Hal itu disampaikan Kepala BKKBN Sumbar Fatmawati, pada kegiatan sosialisasi advokasi dan K.I.E Penurunan Stunting, di aula UNP Belakang Balok Bukittinggi, Sabtu 30 Maret 2024.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi Stunting di Sumbar sebesar 23,6. Angka ini turun kembali dibandingkan tahun 2022 yaitu sebesar 25,2. "Tentunya ini hasil kerja keras kita di tahun 2023 dan tahun 2024 ini kita harus meningkatkan lagi Upaya dalam percepatan penurunan stunting," kata Fatmawati. Ia juga menjelaskan upaya percepatan penurunan stunting, salah satunya penyediaan dan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting. BKKBN Sumbar telah merekrut 10.000 orang menjadi tim pendamping keluarga yang akan mendampingi masyarakat yang beresiko stunting.

Saat ini cakupan penimbangan di posyandu mencapai 100%, mari kita tingkatkan kegiatan posyandunya agar pada survey 2024 ini angka stunting dapat dilihat lebih jelas, tutur Fatmawati. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatra Barat, berharap Kader posyandu melakukan penimbangan bayi lebih maksimal agar survey dan pencatatan lebih akurat, tambahnya. Sosialisasi advokasi dan K.I.E Penurunan Stunting di Sumatera Barat dihadiri langsung anggota komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama. Politisi muda itu meapresiasi kerja keras semua pihak khususnya kader yang berupaya penuh menekan angka stunting, sehingga prevalensi stunting di Sumbar tahun 2023 turun jadi 1,6 persen.

Ade Rezki memaparkan, bahwa stunting dapat dicegah saat kehamilan hingga melahirkan, sejak hamil Perbaiki gizi dan kesehatan terutama yang berasal dari asupan makanan. Setelah melahirkan, jangan lupa untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), dan pemberian ASI Eksklusif juga perlu dilakukan. Selanjutnya, bayi usia  6-24 bulan dilakukan pemberian MPASI yang berkualitas dan seimbang sejak usia 6 Bulan, selain itu bayi juga dapat memperoleh kapsul Vitamin A dan Imunisasi Dasar Lengkap.

Balita juga perlu dipantau pertumbuhan anak melalui KKA, Hal ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya gangguan pertumbuhan pada anak. Terakhir, Ade juga menyampaikan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) meliputi peningkatan akses terhadap air bersih, fasilitas sanitasi, dan menjaga kebersihan lingkungan juga menjadi upaya mengantisipasi stunting pada anak. Kepala DP3APPKB Bukittinggi, Nauli Handayani mengatakan upaya yang dilakukan pemerintah kota Bukittinggi antara lain intervensi dengan sasaran ibu hamil, intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia nol sampai enam bulan serta intervensi dengan sasaran anak usia sampai 24 bulan.

"Intervensi gizi spesifik, berkontribusi 30 persen, ini ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek," katanya. Ia mengatakan juga dilakukan intervensi gizi sensitif yang berkontribusi 70 persen dan ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dengan sasaran masyarakat umum. “Pemda melakukan delapan aksi konvergensi dalam upaya penegahan dan penurunan prevalensi stunting,” kata Nauli. (Dina )

Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza