Tanamonews.com, Limapuluh Kota – Mewujudkan Indonesia Emas 2045 tidak hanya bertumpu pada sektor pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), namun juga pada sektor kesehatan masyarakat.
Penegasan ini disampaikan oleh anggota Komisi IX DPR-RI, Ade Rezki Pratama, dalam acara Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berlangsung di Gedung IPHI Tanjung Pati, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, pada Selasa (3/6/2024). Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dan diselenggarakan bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Dalam penyampaiannya secara virtual, Ade Rezki menekankan bahwa pembangunan SDM memerlukan waktu yang lebih panjang dibandingkan pembangunan infrastruktur fisik. "Sektor kesehatan itu penting, sebab membangun SDM dan mewujudkan generasi emas tidak cukup waktu 10 tahun. Jika masyarakat sakit, tidak dapat jaminan kesehatan, tidak dapat layanan kesehatan, tentu generasi emas 2045 sulit terwujud," ujarnya.
Politisi dari Partai Gerindra ini juga menyinggung pentingnya mensukseskan program unggulan Presiden terpilih Prabowo Subianto, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG). "MBG yang merupakan program Presiden Prabowo untuk membangun generasi emas Indonesia ke depannya, sebab akan sulit Indonesia emas jika masih banyak anak stunting atau kurang gizi," imbuhnya.
Anggota DPR-RI tiga periode ini berharap agar kedepannya jumlah dapur atau Satuan Pelaksana Pemberian Gizi (SPPG) sebagai mitra Badan Pangan Nasional (BPN) dalam memenuhi gizi peserta didik dapat terus bertambah. Hal ini diyakini akan memberikan dampak positif bagi pemenuhan gizi anak-anak Indonesia.
Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Kota Payakumbuh, Defiyanna Sayodase, menjelaskan bahwa sesuai dengan undang-undang, seluruh warga negara wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan. Ia menekankan prinsip gotong royong yang mendasari program ini, di mana yang sehat membantu masyarakat yang sedang sakit.
"Sesuai Undang-undang, wajib warga negara menjadi peserta BPJS. BPJS dengan prinsipnya gotong-royong, di mana yang sehat membantu masyarakat yang sakit," jelas Defy. Lebih lanjut, Defy menyampaikan kabar baik bahwa peserta BPJS Kesehatan yang telah terdaftar kini tidak perlu lagi menunjukkan kartu fisik saat berobat. "Kita tidak lagi melakukan pencetakan kartu BPJS, masyarakat yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS cukup memperlihatkan KTP saat berobat ke fasilitas kesehatan," terangnya.
Terkait jumlah peserta BPJS di wilayah kerjanya, Defy menyebutkan bahwa angkanya mencapai puluhan ribu. Namun, ia mengakui bahwa masih cukup banyak peserta yang menunggak iuran. "Dari puluhan ribu peserta BPJS Kesehatan, cukup banyak yang menunggak iuran. Tunggakan iuran bisa dicicil melalui program Rencana Pembayaran Bertahap (REHAB) yang disediakan oleh BPJS Kesehatan," pungkasnya.
Camat Harau, Jeki Mardonal, turut hadir dan mengajak ratusan masyarakat yang hadir untuk aktif bertanya mengenai program JKN. "Masyarakat jangan sekadar hadir, kalau ada yang ragu, silahkan ditanyakan kepada narasumber," katanya. Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Ade Rezki Pratama dan mitra kerja atas perhatian dan kegiatan sosialisasi yang rutin digelar di Kecamatan Harau. "Terima kasih kepada Pak Ade Rezki dan mitra yang hadir dan peduli dengan menggelar berbagai kegiatan sosialisasi di Kecamatan Harau," tutup Jeki. (Dina)
0 Komentar