Tanamonews.com – Pemerintah Kota Bukittinggi tengah mengkaji kembali kebijakan sekolah 5 hari yang diterapkan untuk siswa SD dan SMP. Seperti diketahui, kebijakan sekolah 5 hari mulai Senin-Jum’at ini, berlaku pertama kali di era Wali Kota Erman Safar.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias mengatakan sudah membentuk tim untuk membahas masalah ini. “Banyak juga orang tua yang mengeluh karena sekolah 5 hari ini, kita bentuk tim yang diketuai Sekda Bukittinggi untuk membahas hal tersebut,” ungkap Ramlan Nurmatias, dikutip dari IG Bukittinggi Press Club, Rabu 1 Oktober 2025.
Politisi Demokrat itu mengatakan keluhan dari orang tua tersebut karena sistem Full Day School membuat anak-anak menjadi kelelahan. “Jangan sampai gara-gara sekolah 5 hari ini tinggal mengajinya anak-anak, selain itu anak-anak ini juga kelelahan,” ungkapnya. Dia juga mengatakan anak-anak sekolah juga membutuhkan ruang untuk bermain atau berinteksi dengan masyarakat.
Kebijakan sekolah 5 hari yang membuat siswa pulang terlalu sore membuat ruang berinteraksi sosial menjadi sempit sehingga perlu dikaji ulang apakah tetap sekolah 5 hari atau kembali ke 6 hari. “Nanti akan kita putuskan,” ungkapnya.
Airin salah seorang siswi menyampaikan bahwa sekolah lima hari sejauh ini pelaksanaannya cukup baik, hari sabtu dan minggu bisa dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas lain seperti belajar tambahan ataupun membantu orang tua. Namun, belajar lima hari memfosir tenaga, karena pulang sore dan dilanjutkan dengan mebuat tugas dirumah, ucapnya. (Dina)







0 Komentar