Tanamonews.com - Ditandai dengan pukul gendang secara bersama, Bupati Tanah Datar Eka Putra, SE, MM, Ketua DPRD Anton Yondra, SE, MM, Direktur Sejarah dan Pemuseuman Kementerian Kebudayaan RI Prof.DR.Agus Mulyana, M.Hum, Kadis Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat DR.H.Jefrinal Arifin, SH.MSi, Kapolres Tamah Datar, Kasdim 0307 Tanah Datar dan Kepala BPK Wilayah III Sumbar Nurmatias, Sabudaya di Lapangan Cindua Mato Batusangkar meriah, Sabtu (01/11/2025).
Satu Ranah Budaya (Sabudaya) yang digelar Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Sumatera Barat tersebut menampilkan Pertunjukan Seni Minangkabau, Pameran Budaya, Permainan Tradisional Minangkabau, Tarian, Musik Kontemporer, Silek dan Musik Tradisi dan Bazar UMKM tersebut dimeriahkan guest star Diva Aurel dan grup musik etnik Minangkabau Talempong dengan konsep modern Jaguank.
Bupati Tanah Datar Eka Putra, SE, MM dihadapan tamu dan undangan serta ribuan penonton yang memadati Lapangan Cindua Mato (LCM) itu menyampaikan apresiasi dan ungkapkan rasa bangga dengan ditunjuknya Tanah Datar oleh Kementerian Kebudayaan RI dihari Kebudayaan Nasional menggelar acara yang luar biasa bertajuk Sabudaya dengan berbagai penampilan seni Minangkabu dan bazar UMKM tersebut.
“Kami atas nama pemerintah daerah merasa bangga dan sampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Kebudayaan dan jajaran atas terselenggaranya acara ini. Kami berharap acara ini lancar sampai akhir, kami juga minta kepada semua penonton untuk tertib jangan sampai ada yang melanggar hukum ataupun tata krama dan kesopanan, serta mari jaga kebersihan juga kepada pedagang untuk tidak menaikkan harga seenaknya,” ucap Bupati Eka Putra.
Bupati Eka Putra juga menyebut event Sabudaya di Kota Batusangkar sesuai dengan historis Kota Batusangkar sebagai Ibu Kota Kabupaten Tanah Datar yang dijuluki Kota Budaya oleh Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1985 yang lalu. “Batusangkar sebagai Kota Budaya dan Kabupaten Tanah Datar juga dijuluki sebagai Luhak Nan Tuo, karena inilah daerah tertua menurut adat dan budaya Minangkabau. Disinilah lahir falsafah Minangkabau Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” tambahnya.
Disadari Bupati Eka Putra, budaya bukan semata tarian, musik, pakaian atau upacara adat, melainkan tentang nilai, karakter dan cara hidup yang membentuk masyarakat Minangkabau sebagai bagian dari Bangsa Indonesia. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Jefrinal Arifin dalam sambutannya menyampaikan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sangat mendukung kegiatan Sabudaya yang digagas BPK Wilayah III Sumbar ini.
“Kegiatan Sabudaya ini tentu akan dapat mendukung dan memajukan Minangkabau Sumatera Barat khususnya dan Indonesia umumnya. Saat ini kegiatan-kegiatan seni dan kebudayaan terus digalakkan di Sumatera Barat terutama Tanah Datar sebagai pusat kebudayaan di Minangkabau ini,” ucapnya. Hal senada juga disampaikan Direktur Sejarah dan Pemuseuman Kementerian Kebudayaan Agus Mulyana bahwa kegiatan ini juga sebagai upaya melestarikan dan menghidupkan budaya di Indonesia.
“Kegiatan ini juga dalam rangka memeriahkan hari Kebudayaan Nasional yang ditetapkan setiap tanggal 17 Oktober dan ini juga dimaknai dari Burung Garuda sebagai lambang Negara dimana disitu ada kalimat Bhineka Tunggal Ika. Yang mencerminkan bahwa kebudayaan bangsa Indonesia yang beragam dan kaya,” ucapnya. Sebelumnya, Kepala BPK Wilayah III Sumbar Nurmatias menyampaikan Undang-Undang terkait kebudayaan yang namanya cagar budaya yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang kemajuan kebudayaan
Turut menyaksikan saat pagelaran Sabudaya tersebut Wakil Gubernur Vasko Ruseimy, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Roni Mulyadi Dt.Bungsu, Wakil Bupati Tanah Datar Ahmad Fadly, S.Psi, Ketua DPRD Tanah Datar Anton Yondra, SE, Ketua GOW Dwinanda Ahmad Fadly, Kadis Parpora Tanah Datar Riswandi dan undangan lainnya.







0 Komentar