PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Hulu Migas Masih Menarik, Indonesia Ajak Norwegia Berinvestasi


Tanamonews - Pemerintah c.q Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengajak perusahaan migas Norwegia untuk  kembali mengembangkan hulu migas Indonesia, termasuk turut berpartisipasi pada penawaran wilayah kerja migas tahun 2020 yang akan ditawarkan April mendatang.

“Kami mengundang perusahaan Norwegia untuk memulai lagi eksplorasi dan produksi migas di Indonesia. Norwegia dapat mengulangi keberhasilan Statoil selama partisipasinya dalam mengeksplorasi migas  Indonesia. Perusahaan Norwegia lainnya dapat mengambil kesempatan untuk bergabung dengan bisnis migas di Indonesia karena industrinya masih menarik,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Ego Syahrial dalam acara Production Enhancement and Asset Integrity Seminar yang merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia dan Norwegia di Gedung Heritage Kementerian ESDM, Kamis (5/3).

Hadir dalam acara ini, Director for Innovation Norway Fredrik Bjerke Abdelmaguid, Energy Advisor of Norwegian Energy Partners Tore More, Direktur Pembinaan Program Migas Soerjaningsih, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Adhi Wibowo, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), serta instansi terkait lainnya.

Indonesia memiliki potensi migas yang cukup menjanjikan. Wilayah kerja migas Indonesia mencapai 750.000 km persegi. Cadangan terbukti minyak Indonesia sebanyak 3,8 miliar barel dan gas 77 TSC. Produksi migas Indonesia mencapai puncaknya pada 1977 dan 1995. Setelah tahun 1995, produksi minyak mulai menurun. Sebaliknya, produksi gas meningkat. Ditargetkan pada tahun ini, produksi minyak mencapai 755.000 barel per hari, sedangkan produksi gas sebesar 6.6670 mmscfd.

“Sudah menjadi tugas kita, baik Pemerintah maupun perusahaan minyak untuk mencapai target produksi. Kami percaya, banyak dari kita yang akan bekerja keras mempertahankan produksi,” katanya.

Diakui Ego, Indonesia mengalami sejumlah tantangan untuk mencapai target produksi. Antara lain fasilitas atau teknologi yang digunakan termasuk lama. Selain itu, pergeseran paradigma dari transformasi analog ke digital. “Lebih dari 69% lahan produksi di Indonesia telah berusia lebih dari 30 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 31% berusia di bawah 30 tahun,” papar Ego.

Untuk meningkatkan produksi migas, Indonesia melaksanakan berbagai strategi, seperti mempertahankan tingkat produksi saat ini dengan mengubah sumber daya menjadi produksi, mempercepat EOR serta meningkatkan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru.

“Norwegia yang merupakan salah satu negara sahabat, dikenal dengan inovasi teknologinya. Industri migas Indonesia harus mencari informasi terbaru mengenai hal ini,” tegas Ego.

Director for Innovation Norway Fredrik Bjerke Abdelmaguid dalam kesempatan itu mengungkapkan,  migas merupakan salah satu industri terpenting Norwegia selama lebih dari 40 tahun dan masih akan bertahan hingga beberapa dekade mendatang. Saat ini, Norwegia merupakan produsen minyak ke 8 di dunia, serta produsen gas ketiga di dunia.

“Sektor migas merupakan sekitar 18% dari PDB Norwegia dan lebih dari setengahnya diekspor.  Sektor ini menopang perekonomian negara,” kata Fredrik.

Selain ekspor migas, lanjut dia, Norwegia juga terkenal dengan industri penunjang. Industri ini  telah mengembangkan teknologi mutakhir di berbagai bidang.

Dalam kesempatan tersebut, Fredrik juga menegaskan bahwa negaranya selalu bersikap terbuka, di mana kerja sama dengan negara lain merupakan suatu hal yang penting. “Kerja sama dengan Indonesia sangat menonjol. Kedua negara memiliki hubungan yang kuat dan berkembang di berbagai sektor, termasuk energi,” tambahnya.

Fredrik mengatakan, International Energy Agency memperkirakan permintaan energi nasional akan meningkat 27% pada tahun 2040. Meski energi baru terbarukan akan berkembang, namun migas akan tetap dibutuhkan.

Dalam tahun-tahun mendatang, industri migas akan memfokuskan diri pada peningkatan produksi dari lapangan yang ada. Khusus di Norwegia, rata-rata tingkat pemulihan minyak di ladang migas mencapai 47%. “Untuk meningkatkan hal ini, teknologi baru jelas akan memainkan peran besar,” ucapnya.

Norwegia merupakan salah satu negara yang maju dalam pengembangan teknologi migas. Oleh karena itu, Fredrik menawarkan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan di negaranya.  “Industri migas Indonesia akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang, dan saya berharap bahwa perusahaan Norwegia akan menjadi bagian dari pengembangan ini,” harap Fredrik.

Kerja sama Indonesia-Norwegia

Hubungan diplomatik antara Indonesia telah terjalin selama 70 tahun.  Norwegia merupakan salah satu negara yang sukses dalam inovasi pengembangan teknologi migas di dunia. Norwegia juga menjadi salah satu mitra strategis Indonesia dalam hal transfer teknologi di industri migas.

Pada Production Enhancement and Asset Integrity Seminar ini, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas menyampaikan paparan mengenai Decommissioning/Production and Asset Maintenance Inspection, sedangkan SKK Migas memaparkan terkait Production Optimization in Indonesia.  Sementara dari pihak Norwegia, NORWEP mengundang 9 narasumber/pembicara dari perusahaan-perusahaan Norwegia yang bergerak di bidang Digital Solution dan Field Deployed Technologies.

Dari seminar ini diharapkan tercipta jejaring bisnis antara KKKS di Indonesia dan perusahaan-perusahaan Norwegia untuk menguatkan kerja sama di tingkat B to B, yang mana dapat mendorong kemajuan industri migas Indonesia, terutama dalam hal optimalisasi produksi dan integritas aset.  (1n*Tw)

Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza