PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Searching, Anak yang Hilang

Foto: imdb.
Tanamonews.com | Hubungan David Kim (John Cho, semakin lama semakin keren) dengan anaknya satu-satunya, Margot Kim (Michelle La), berjalan baik-baik saja sepeninggal istrinya. Setidaknya itulah yang David pikirkan sebelum musibah terjadi padanya. Suatu malam, ketika David Kim terlelap, ia mendapatkan tiga misscall dari putrinya. Keesokan harinya, ketika David Kim mencoba menghubungi anaknya, tidak ada jawaban sama sekali.

Pada awalnya David Kim tenang-tenang saja. Sampai akhirnya ia tersadar bahwa anak semata wayangnya menghilang. Ia mencoba segala macam cara, termasuk menghubungi teman-teman Margot untuk melacak keberadaan anaknya. Detektif Rosemary Vick (Debra Messing) mencoba membantu David Kim sebisanya. Menggunakan semua perangkat elektronik dan internet, David Kim mencoba melacak keberadaan anaknya berada. Di kedalaman internet, David Kim menemukan fakta bahwa anaknya tidak seperti yang ia pikir sebelumnya.

'Searching' adalah film pertama sutradara muda (masih berumur 27 tahun) bernama Aneesh Chaganty. Ia sebelumnya adalah pembuat commercial untuk Google. Dalam sebuah surat yang ia post di Twitter dan Instagram, Chaganty mengaku film sangat penting untuknya. Masa kecilnya dihabiskan dengan menonton film. Menonton film dengan ibunya di bioskop, menonton film di rumah sendirian setelah mengerjakan tugas. Passion Chaganty terhadap film terlihat dari hasil akhir 'Searching'.

'Searching' adalah sebuah thriller suspense yang akan membuat Anda terikat pada karakternya dari awal sampai akhir film. Film ini mempunyai kemampuan yang ekstrahebat untuk mengikat penonton dari sejak film dibuka sampai film ditutup. 'Searching' tidak berusaha menyatakan diri dengan berteriak-teriak bahwa ia mempunyai ketegangan yang berlipat ganda. Tidak. Ia menjadi sebuah tontonan yang menegangkan karena ia menempatkan karakter utamanya di posisi yang sama dengan posisi penonton. Itulah kenapa fakta bahwa seluruh film ini diceritakan melalui layar laptop, komputer, ponsel, kamera CCTV, dan cuplikan berita menjadi jenius.

'Searching', tidak seperti 'Unfriended', tak menggunakan teknologi sebagai gimmick. Ia menggunakan hal tersebut sebagai alat untuk bercerita. Pada zaman sekarang, ketika manusia-manusianya terbelenggu dengan internet dan gadget, 'Searching' menjadi seperti sebuah cermin sekaligus kendaraan bagi penonton. Ia adalah cermin penonton terhadap habit yang selama ini kita lakukan. Dan ia menjadi kendaraan bagi penonton untuk berkenalan dengan karakter-karakternya sekaligus petunjuk-petunjuk yang bertebaran sepanjang film.

Ditulis oleh Chaganty dan Sev Ohanian, 'Searching' dengan cerdik menempatkan berbagai macam hal di layar. Ini seperti mencari jarum di tengah lautan jerami. Nyatanya, seperti halnya David Kim, kita akhirnya menjadi berinvestasi dengan kasus ini. Kita berusaha keras untuk menyelesaikan teka-teki ini. Kita menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi dengan Margot. Dan karena dari awal film Chaganty dan Ohanian menempatkan penonton di samping David Kim, setiap petunjuk baru dan kejutan-kejutan yang terjadi di film, sekecil apa pun itu, menjadi sebuah loncatan yang berarti.
'Searching': Lebih dari Sekadar Mencari Anak yang HilangFoto: imdb.

Kita terkejut ketika tahu bahwa ternyata Margot adalah sosok pendiam. Kita melongo ketika tahu bahwa Margot masih berduka atas kematian ibunya. Kita ketakutan ketika kita tahu bahwa sepertinya Margot dalam keadaan bahaya.

Apa yang ada di 'Searching' sudah pernah kita lihat sebelumnya di film-film dengan genre serupa. Ini bukanlah hal yang baru. Tapi bagaimana Chaganty memproses semua itu dengan presisi yang pas dan ketulusan hati yang amat sangat adalah faktor-faktor yang membuat 'Searching' menjadi film musim panas paling memuaskan tahun ini.

John Cho dan Debra Messing bermain dengan sangat apik. Baik John Cho maupun Debra Messing, yang lekat dengan peran-peran komikalnya, menunjukkan sisi dramatis yang patut diacungi jempol. Terutama John Cho, yang menunjukkan sisi kebapakan yang sungguh, sungguh realistis. Penonton sangat mudah bersimpati terhadap karakternya karena ia berhasil menyalurkan mimpi buruk bapak mana pun dengan jenius di sini.

Dengan editing yang prima (Nick Morrison, Will Merrick), 'Searching' berhasil tidak hanya menjadi sebuah tontonan yang menegangkan. Film yang bagus adalah film yang bisa memberikan banyak hal. 'Searching' memiliki itu semua. Ia bisa menjadi sebuah social commentary atas habit manusia zaman sekarang (seperti misalnya pura-pura berteman dengan seseorang supaya menjadi lebih beken di sosial media). Dan ia juga bisa menjadi sebuah drama yang menyentuh tentang rasa kehilangan dan kasih sayang.

Di akhir suratnya, Chaganty mengatakan ingin membuat film seperti film-film yang ia tonton masa kecil. Ia ingin membuat film yang bisa membuat ia 'bolos' dari kelas hanya untuk menonton sebuah hiburan. Dan dengan 'Searching', Chaganty berhasil menuntaskan misinya.

Jangan lewatkan nontonnya bro!..

Posting Komentar

0 Komentar





Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza