Padang Pariaman, Tanamo News - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra Ade Rezki Pratama mengajak seluruh lapisan masyarakat bersatu padu memberantas stunting atau gagal tumbuh pada anak guna mempersiapkan generasi bangsa.
"Kami yakin jika kita bersatu padu stunting bisa kita hilangkan," kata dia Saat menghadiri Sosialisasi Advokasi dan Komunikasi Informasi serta Edukasi (KIE) bersama mitra kerja dari BKKBN Provinsi Sumbar, di Gedung Serba Guna Nagari Sungai Asam Kec 2×11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman, Senin 19/9.
Ade menyampaikan, sebagai mitra BKKBN dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, selain berkoordinasi dan bekerja sama juga dibutuhkan kesadaran dari masyarakat dalam upaya penanganan stunting.
Ia juga mengimbau seluruh masyarakat agar mencukupi segala aspek sebelum menikah, seperti mental, pendidikan yang matang, pengetahuan tentang berumah tangga, agar nantinya bisa melahirkan dan merawat anak dengan baik sehingga terhindar dari resiko stunting.
Selain itu, Legislator RI juga menambahkan dibutuhkan multisektor, dan peranan berbagai pihak seperti pemerintah, pemangku adat, masyarakat dan lainnya, karena semua sektor memiliki tugas masing-masing.
Ia mengatakan banyak penyebab terjadinya stunting pada anak yang tidak saja karena nikah muda namun juga memiliki anak yang banyak dan berdekatan serta lingkungan yang kumuh yang dapat berpengaruh pada gizi anak.
Menurutnya permasalahan tersebut bisa diatasi bersama-bersama dengan mengelompokkan penyebab stunting pada anak untuk dilakukan intervensi.
"Pemerintah, DPRD, pemerintah daerah, camat, nagari dan masyarakat harus bersatu untuk memberantas ini," katanya.
Pada kesempatan itu ia mengapresiasi kader posyandu, bidan desa, dan Puskesmas yang terus memantau kesehatan ibu hamil dan anak serta pihak lainnya yang selama ini berjibaku membantu penanganan stunting di daerah.
Ia berharap dengan upaya yang dilakukan maka ke depan negara ini bebas dari stunting karena dapat mempengaruhi majunya bangsa ini.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumbar Fatmawati mengatakan stunting merupakan gagal pertumbuhan dan perkembangan tubuh pada anak bahkan berdampak pada perkembangan otak anak.
"Kita harus berkolaborasi untuk menangani stunting, kalau dibiarkan maka di sekeliling kita akan muncul anak yang tidak berkualitas," ujarnya.
Ia mengatakan ketika BKKBN ditunjuk untuk menangani stunting pihaknya melakukan pencegahan permasalahan itu mulai dengan sosialisasi kepada calon pengantin.
Untuk menjalankan program tersebut pihaknya memiliki tim pendamping keluarga sebanyak 3.500 tim atau 10.000 orang yang diiringi oleh aplikasi.
Saat ini angka stunting Padang Pariaman 28,3 persen sedangkan angka prevalensi kasus stunting di Sumbar yaitu 23,3 persen
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana Kabupaten Padang Pariaman, Elfi Delita menambahkan, pihaknya hingga kini terus gencarkan program penanganan stunting.
Elfi mengharapkan dengan adanya sosialisasi ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya mengatasi dan mencegah stunting pada anak.
“Diharapkan juga para peserta sosialisasi yang hadir hari ini dapat menjadi perpanjangan tangan kami untuk menjelaskan pentingnya mengatasi stunting ke tetangga, keluarga atau sanak famili mereka,” ujarnya. (dina)
0 Komentar