PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Riya dan Sumah dalam Beribadah

TANAMONEWS - BERIBADAH ingin dilihat orang, ingin menaikkan popularitas, di era zaman digital dimana segala sesuatu bisa diperlihatkan pada dunia, termasuk ibadah yang dilakukan, dengan mendokumentasikan dan mempublikasikan seperti sudah menjadi sebuah keharusan.

oleh : Buya Eri Gusnedi Wakil Sekretaris PWNU Sumbar

Terkadang antara tuntutan pekerjaan dan keikh­la­san, menjadi fenomena yang sulit dihindari, sudah mem­bumi di masyarakat segala kebaikan yang dilakukan, termasuk ibadah pada Allah SWT, seperti membaca Al­quran, shalat, bersedekah dan ibadah lainnya dido­ku­mentasikan kemudian di­publikasikan, terlepas dari fe­nomena ini berikut kita ba­has terkait riya dan sum’ah.

Orang yang beramal karena riya (pamer) dan sumah (menginginkan po­pularitas), ia tidak akan bisa mengambil manfaat apa-apa dari amalnya, kecuali hanya pujian orang lain, dan kelak di akhirat ia tidak akan mendapatkan pahala, sebagaimana firman Allah taala dalam surat Al-Fur­qan ayat 23: “Dan kami periksa semua amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”. (QS.Al-Furqan: 23)

Orang bijak mengum­pa­makan, dikutip dari kitab Tanbihul Ghafilin karangan Al-Faqih Abul Laits Ad-Samarqandi, bahwa orang yang mengerjakan Ibadah karena Riya dan Sumah adalah seperti orang yang pergi ke pasar memenuhi kantongnya dengan kerikil, kemudian orang-orang ber­kata,”Betapa penuhnya kantong orang itu”.

Namun dia sendiri tidak bisa mengambil manfaat, kecuali hanya pujian orang. Jika ia ingin membeli se­suatu, maka kerikil itu sa­ma sekali tidak bisa diper­gunakan sebagai alat beli dan ia tidak mendapatkan apa-apa.

Al-Faqih menuturkan dari Muhammad bin Al-Fadhl, dari Muhammad bin Jafar, dari Ibrahim bin Yu­suf, dari Ismail dari amr, da­ri Abu Hurairah, bahwa Nabi Saw. bersabda: “Ada­ka­lanya orang yang ber­pu­asa tidak memperoleh ba­gian dari puasanya itu, ke­cuali lapar dan dahaga, ter­kadang ada orang yang mengerjakan salat malam tidak mem­peroleh apa-apa dari salat malamnya, ke­cuali bangun malam dan letih”.

Apabila puasa dan sha­lat malam itu diker­jakan bukan karena Allah, namun karena ada unsur lain, maka tidak ada pahala baginya. Seseorang da­tang kepada Nabi SAW dan berkat, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ber­sedekah, kemudian dengan sedekah itu di samping mengharapkan keridaan Allah SWT, aku juga ingin dikatakan orang baik (oleh orang lain)”.

Kemudian turun ayat (QS. Al-Kahfi 110) yang artinya, “Barang siapa meng­harap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan jangan mempersekutukan sesua­tu pun dalam beribadah kepada Tuhannya. “

Maksudnya, siapa yang menginginkan pahala dari Allah, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dengan ikhlas dan tidak  ada karena sesuatu yang lain dalam  beribadah kepa­da Tuhannya.

Lalu bagaimana de­ngan orang yang menyem­bunyikan amalnya, kemu­dian diketahui orang lain, sehingga timbul rasa bang­ga dalam dirinya, maka Nabi Saw menjawab melaui hadis yang diriwayatkan dari Waki, dari Sufyan, dari Habib dari Abu Shali, ia berkata: Ada seseorang datang kepada Nabi Saw.

Lantas berkata, wahai Ra­sulullah, sesungguhnya saya mengerjakan sesuatu amal yang saya sembu­nyikan, tapi kemudian amal itu diketahui orang, maka hal itu menimbulkan rasa bangga pada diriku. Apa­kah saya akan menda­pat­kan pahala? Beliau bersab­da: “Dalam hal (yang se­per­ti) itu kamu mempero­leh pahala diam-diam dan pahala terang-terangan”.

Di bulan ramdhan ini, segala amal dilipat ganda­kan, segala hal yang baik bisa bernilai ibadah, namun perlu berhati-hati agar tidak terjebak pada per­bua­tan pa­mer (riya) dan mengi­ngin­kan popularitas (sum’ah), sehingga ibadah yang dila­kukan tidak mem­peroleh pahala dari Allah SWT. Na’ud­zubillahi min dzalik.

Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza