Agam, Tanamonews.com - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN gencar mengadakan Sosialisasi Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI. Kali ini kegiatan digelar di aula SDN 08 Talao Nagari Padang Laweh Kecamatan Sungai Pua, Jum’at 29 Agustus.
Berbagai cara dilakukan pemerintah Kecamatan Sungai Puar untuk mengatasi permasalahan stunting. Di Kecamatan Sungai Puar terdapat lima nagari dengan 28 jorong. Pada 2024 jumlah stunting berjumlah 131 orang, jumlah itu turun 5 orang dari tahun sebelumnya yang berjumlah 136 orang. Strategi yang dilakukan Pemerintah kecamatan untuk menekan angka stunting, diantaranya gerakan orang tua asuh atau Genting, ucap Susi Karmila Camat Sungai Puar.
Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) salah satu program yang tengah digelorakan di Kabupaten Agam. Program ini merupakan gerakan nasional yang telah diimplementasikan di berbagai daerah untuk mencegah stunting. Namun, Kabupaten Agam memiliki program penanggulangan stunting sendiri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Agam, Surya Wendri. “Percepatan penurunan stunting perlu kita lakukan bersama. Salah satu upaya yaitu menghindari pernikahan dini. Seluruh lapisan masyarakat lakukan edukasi ke lingkungan sekitar agar tidak ada lagi anak kemenakan yang melakukan pernikahan usia dini” tambahnya.
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan yang perlu ditingkatkan, yaitu genting. Program tersebut di Masing masing kecamatan dan nagari harus berjalan, karena genting merupakan upaya kita bersama membantu menanggulangi permasalahan stunting, ucapnya. Anggota komisi IX DPR RI, H. Ade Rezki Pratama, S.E,M.M yang hadir secara virtual melalui jaringan zoom meapresiasi program genting yang membantu mengatasi permasalahan stunting.
Disamping itu, untuk menghindari stunting sebelum menikah Calon pengantin (catin) perlu mempersiapkan diri untuk mencegah stunting karena status gizi dan kesehatan calon ibu sangat mempengaruhi kesehatan anak yang akan dilahirkan. Dengan kondisi yang sehat dan gizi yang cukup, catin wanita lebih siap menjalani kehamilan, sehingga dapat melahirkan generasi yang sehat dan bebas stunting.
Sebelum menikah catin diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah kesehatan atau gizi seperti anemia dan kekurangan gizi. Catin juga diminta memperhatikan asupan gizi seimbang, Konsumsi makanan bergizi seimbang, kaya protein hewani dan nabati, vitamin, dan mineral untuk mempersiapkan tubuh menghadapi kehamilan.
Politisi muda tersebut juga mengingatkan pasangan calon pengantin mengikuti bimbingan perkawinan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan, gizi, dan pentingnya merencanakan keluarga. Kepala perwakilan BKKBN provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh sekretaris, Dedi Agustanto, menambahkan BKKBN Sumbar berupaya untuk mewujudkan generasi emas 2045.
Mengantisipasi stunting, perlu dilakukan strategi yang disingkat dengan “Rancak”. Rencanakan usia menikah rencanakan kapan hamil dan melahirkan. Dimana ketentuannya Usia menikah 21 untuk perempuan dan 25 untuk laki laki, hindari 4T untuk menghindari bayi lahir stunting, yaitu tidak terlalu tua, tidak terlalu muda, tidak terlalu dekat tidak terlalu banyak.
Selanjutnya, perhatikan Asupan gizi, Antisipasi anemia dengan rutin mengkonsumsi tablet tambah darah. Ciptakan lingkungan yang bersih dan sehat agar tidak terpapar asap rokok. Memperhatikan Akses air minum bersih dan dimasak, terakhir perhatikan Kondisi jamban layak yang dilengkapi sepiteng, tutur Dedi.
Sosialisasi Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja turut dihadiri langsung Direktur bina peran serta masyarakat kementerian kependudukan dan pembangunan keluarga/ BKKBN, Pranata humas ahli masya, ratna juita razak.(dina)
0 Komentar