PIMRED : ROBBY OCTORA ROMANZA (WARTAWAN UTAMA)

6/recent/ticker-posts
"SEBAR LUASKAN INFORMASI KEGIATAN DAN PROMOSI USAHA ANDA DISINI"

Cadangan Devisa Meningkat

Rupiah Menguat, Cadangan Devisa Meningkat Imbas dari Investasi Asing Mulai Masuk RI


Tanamonews.com | Jakarta, Indonewsia - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat dalam beberapa waktu terakhir. Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, peningkatan cadangan devisa dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) disebabkan oleh faktor dalam negeri dan luar negeri.

Jusuf Kalla mengatakan faktor dalam negeri yang menyebabkan penguatan rupiah terhadap dolar karena Bank Indonesia (BI) telah menaikan suku bunga acuan menjadi 6 persen. Dengan demikian, para investor kembali tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

"BI menaikan suku bunga 6 persen, di samping itu juga ekonomi AS tidak sekuat sebelumnya. Banyak masalah-masalah sehingga mereka lebih memilih untuk investasi ke luar sehingga rupiah kita menguat. Pemerintah akan terus menjaga kondisi tersebut dengan menstabilkan neraca perdagangan agar defisitnya tak terus meningkat" ujar Kalla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Kalla juga mengatakan faktor luar negeri yang membuat rupiah menguat karena bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (the Fed) tidak menaikkan suku bunganya.

"Ya ini kan banyak faktor. Faktor dalam negeri dan faktor luar. Nah, mudah-mudahan AS, FED (Bank Sentral AS) tidak lagi menaikkan bunganya. Kalau tidak menaikkan bunganya maka cenderung akan stabil," lanjut Kalla.

sebelumnya, BI menyebutkan posisi candangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2018 mencapai 120,7 miliar dollar AS. Angka ini lebih besar dari akhir November tahun yang sama yakni sebesar 117,2 miliar dollar AS.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," tulis BI di laman resminya, Selasa (8/1/2019).

Rupiah tercatat menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di awal pekan ini. Pada Selasa (8/1/2019) pukul 11.00 WIB, 1 dollar AS dibanderol Rp 14.071 atau menguat sekitar 1,33 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Di tempat lain, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pemerintah masih akan melihat sejauh mana dampak penguatan Rupiah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Meski demikian, dia menegaskan, tidak hanya Rupiah yang memberi pengaruh terhadap APBN.

"Nanti kita akan lihat semua dinamika keseluruhan faktor ekonomi menjadi salah satu bagian yang harus dikelola karena pengaruhnya tidak single. Semua kita simak, tidak hanya Rupiah hari ini. Dan terus akan dikalkulasi dampaknya terhadap keseluruhan perekonomian kita. Instrumen APBN adalah instrumen untuk mengelola perekonomian, tidak hanya pengaruhnya ke APBN tapi ke mengelola perekonomian" ujar Menkeu Sri di Ritz Carlton,Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Penulis : Rivo Labbaika
Tag/Hyperlink : Rupiah, Dolar, BI, Devisa

Posting Komentar

0 Komentar

.com/media/




Selamat datang di Portal Berita, Media Online : www.tanamonews.com, atas nama Redaksi mengucapkan Terima kasih telah berkunjung.. tertanda: Owner and Founding : Indra Afriadi Sikumbang, S.H. Tanamo Sutan Sati dan Pemimpin Redaksi : Robby Octora Romanza